Hutan Pinus Pengger : Keindahan Alam di Puncak Yogyakarta

April 03, 2020


Berangkat : Hampir Nyasar

Berawal dari sekedar rencana jalan-jalan dengan sepeda motor ke Jogjakarta bersama seorang temanku, justru dibelokkan secara mendadak oleh keinginan random kami berdua menuju Hutan Pinus. Ya, ini juga akan menjadi pengalaman pertamaku kesana. Tepat setelah lampu merah Candi Prambanan (dari arah timur/Solo), aku yang menyetir sepeda motor berbelok ke arah kiri, mengambil jalur alternatif arah Piyungan.

Dengan bantuan Google maps, kami melewati jalanan sepi. Jalanan tengah kampung yang sempat membuatku bingung, kenapa destinasi wisata 'Hutan Pinus' kok jalanannya sepi? Apa karena bukan musim liburan? Tapi petunjuk arah yang mengarahkan 'Wisata Hutan Pinus' di Google maps tetap ada di beberapa persimpangan. Tapi aku tetap manut saja kepada temanku yang membawa hapenya.

Sebenarnya, aku setengah mati menahan ketakutan saat membawa motor ini terus naik dan naik. Terus menanjak. Ada satu-dua warga sekitar  di pinggir jalan atau petani di tengah ladangnya. Yang paling menantang dari membelah bukit ini adalah jalan kecil berpagarkan pohon-pohon tinggi yang berjarak tak dekat dan langsung disambut jurang di sisi jalan setapaknya.
 
Bersyukurnya, jalanan ini sudah bagus alias tidak bergeronjal. Jadi, meskipun sampingnya curam, tetap insyaAlloh aman dan nyaman bagi ban sepeda motor kami. Tapi kadang terlihat licin dan menjadi ngeri-ngeri sedep untuk melewatinya. Karena nggak ada jalan lain dan sudah sampai sini, yasudahlah, terobos aja. Mau gimana lagi?

Sebenarnya, jalanan tetap syahdu di siang hari dengan pemandangan sawah, kemudian dihadapkan dengan jalan kecil yang menanjak dan berkelak-kelok membuatku tak menyesal menaklukkan ketakutan. Karena di tengah perjalanan, kami berhenti untuk menikmati pemandangan dan mengambil foto atas suguhan alam yang sangat akan menyesal untuk dilewatkan begitu saja.

 
Indah ya?

Alam semesta memang tak pernah bercanda akan keindahannya. Selalu berhasil memikat mata.

Ternyata, kami memang salah jalan, karena terlalu mentaati Google maps alias tidak lewat jalur utama ke Hutan Pinus. Kesal bukan? Tapi tak apa. Kami membelah bukit ini dan dimanjakan dengan pemandangan sedemikian rupa, membuatku sudah sangat bersyukur dan seolah menebus kekesalan yang sempat kurasakan tadi. 
 
Pohon kelapa, langit biru, awan putih, cuaca cerah, rerumputan, hijau dimana-mana, sejauh mata memandang. Rasanya ingin terbang kalau sudah begini.




Akhirnya Sampai di Lokasi

Lalu kami melanjutkan perjalanan dan tibalah di jalan raya kembali. Tak sampai tiga menit, tepat setelah kelokan, pintu masuk wisata sudah terlihat. Loket karcis masuk dan karcis parkir menjadi satu. Hanya dengan Rp 3000 kami bisa menikmati rimbunnya dedaunan dan pepohonan pinus yang lokasi wisata ini sesungguhnya sudah lama viral. Sedangkan untuk parkir sepeda motor hanya Rp 2000 saja.

Baru aku ketahui, ternyata Hutan Pinus itu tidak hanya satu lokasi, ada banyak lokasi hutan pinus. Seperti Hutan Pinus Asri, Hutan Pinus Imogiri atau Mangunan, dan ada juga beberapa wisata lainnya di sekitar sini seperti Kebun Buah Mangunan, Jurang Tembelan, Bukit Pangkuk Kediwung, dan masih banyak lagi. 
 
Nah, Hutan Pinus yang aku datangi kali ini adalah Hutan Pinus Pengger, yang identik dengan spot fotonya yang indah terlebih ketika di malam hari.


Beberapa anak tangga menyambut langkah kami untuk memasuki deretan pohon pinus yang dari parkiran saja sudah memanggil-manggil untuk dicumbu mata. 
 
Ada peta lokasi besar di samping gerbang masuk yang terbuat dari kayu-kayu. Puluhan anak tangga yang menggiring kami untuk menuju titik tengah wisata ternyata cukup panjang. Rasanya menaiki anak tangga ini melelahkan sekali, jujur, kemudian aku memilih berbelok dari jalan setapak utama ini dan istirahat di kursi-kursi batang kayu yang sudah disediakan.


Kalau sudah di bawah pohon apalagi buanyak sekali begini pohonnya, ingin tiduran saja rasanya. Nikmat sekali. Udaranya bersih, hawanya cocok untuk bersantai atau membaca buku.Tapi nyatanya, kita kemari karena random sekaligus pakai acara nyasar salah jalan terlebih dulu.

Sayangnya, tempat duduk di tengah-tenah hutan pinus ini memang minim sekali. Akan asyik mungkin jika ada lesehan? Sedangkan tempat duduk yang tersedia kursi-kursi panjang yang tebuat dari batang pohon utuh.


Selain kursi dari batang pohon kayu utuh tadi, ada juga rumah pohon, ayunan, dan spot foto lain yang tak kalah unik. Ada juga spot foto di hammock atau ayunan gantung, yang disusun bertingkat (khusus bagian foto yang ini berbayar). Foto di hammock memanglah sangat iconic untuk wisata hutan pinus, apalagi berfoto dengan banyak teman-teman.  
 
Kalau sedang dalam keadaan ramai dan ingin berfoto di spot-spot yang disediakan, memang harus sampai rela antri dulu.


Kalau kalian bingung akan berpose seperti apa di hutan pinus ini, sebelumnya silakan cari referensi terlebih dahulu, supaya tidak membuang waktu lama untuk foto-foto.

difotoin Ipeh

Selain berfoto dengan latar belakang pepohonan, kalian juga bisa berfoto dengan latar pemandangan yang membentang luas yang terlihat dari atas sini. Untuk mendapatkan spot tersebut, cukup menuju arah barat, di sebelah barat agak selatan (belakang) daerah kantin. 
 
Dua lapis pagar kayu tebal membentang membatasi pengunjung dan jurang. Saat itu, banyak sekali capung yang berterbangan di atasnya. Bunga-bunga kecil juga tumbuh di antara pagar, menambah kesan aesthetic. Kalian bisa mendapatkan pemandangan ini apalagi saat cuaca sedang cerah, karena beneran bikin betah.

 
Suasana malam hari juga tak kalah bagus, karena kelap-kelip lampu di hamparan bawah sana pasti akan menambah kesan indah. Tapi sayangnya, di sore hari kami harus turun dan langsung lanjut ke Malioboro. Karena takut nanti sepanjang jalan turun dari bukit Mangunan akan minim penerangan. Jadi, jika ada kesempatan lagi, aku ingin bisa menikmati pemandangan lampu-lampu itu kemari lagi.




Fasilitas Lain
 
Selain tempat ini yang lumayan luas, juga menyediakan fasilitas umum. Ada kantin, musholla, sampai aula. Di luar lokasi juga terdapat musholla umum, lapangan parkir mobil dan bus, minimarket, dan beberapa pedagang cindera mata serta warung makan. 
 



Note :
  • Lokasi : Hutan Pinus Pengger
  • Alamat : Jl. Dlingo-Patuk, Pantirejo, Terong, Dlingo, Bantul, DIY
  • Harga Tiket Masuk : Rp 3.000
  • Harga Tiket Parkir : Rp 2.000
 


Sampai jumpa kembali, Dlingo..

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive