Pasar Kuliner Kebon Empring : Makan Syahdu di Pinggir Sungai

November 09, 2020

Sebenarnya tempat makan ini sudah ramai sejak dulu, tapi aku juga belum tahu tempatnya, kukira ada di daerah Kulon Progo, eh ternyata, cuma deket, ada di daerah Bantul bagian ujung timur.


 
 
Lokasi & Konsep

Kita benar-benar makan di pinggir sungai, benar-benar turun ke sungai yang airnya sedang surut tapi masih tetap ada sedikit air yang mengalir. 

Ketika sampai di lokasi, akan ada tempat parkir yang rindang dan luas. Dari tempat parkir, sudah terlihat pemandangan di bawah sana. Adapun jembatan penyebrangan dari bambu yang juga bisa dilewati motor atau sekedar untuk foto-foto pengunjung.



Setelah memarkirkan sepeda motor, kita harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun, baru kemudian masuk melalui gapura masuk dan dicek suhu badan oleh petugas.

 





Memasuki gapura bambu dan disambut dengan hiasan-hiasan bambu beraneka ragam, lokasi yang didominasi tanah asli ini, juga dilengkapi dengan jalan setapak, benar-benar seperti di desa. 
 
Selain itu juga ada penjual mainan jadul dan cinderamata yang terbuat dari bambu, barangkali bisa menjadi buah tangan kalian sepulang dari sini. Untuk anak-anak kalau mau main air dan cari-cari ikan di sungai bisa membeli jaring disini juga.

Kalau sekarang, mainan-mainan jadul seperti ini sudah jarang beredar dan bahkan mungkin tidak familiar lagi di kalangan anak-anak kecil.
 

Untuk bisa duduk-duduk di pinggir sungai atau di bagian bawah sana, kita harus menyewa tikar terlebih dahulu. Harga sewa untuk tikar kecil Rp 5.000 dan tikar besar Rp 10.000. Kalau ingin duduk-duduk di kursi juga ada, tapi persediaan tempatnya tidak banyak. Ada juga lesehan-lesehan dari kayu di beberapa titik tertentu.


Kita berempat membagi tim, dua orang mencari tempat di pinggir sungai dan menggelar tikar yang sudah disewa, sedangkan dua orang lainnya pergi memesan makanan.



Menu

Konsep dari tempat ini adalah pasar, sehingga pengunjung atau pembeli bisa berkeliling dari ujung hingga ujung kios yang berjajar rapi. Dari arah pintu masuk, kios-kios bambu ini menjual minuman dan camilan, kemudian selanjutnya ada yang menjual berbagai macam es, lalu berbagai macam jajanan, dan kios-kios paling ujung menjual makanan berat.
 
Berbagai menu camilannya ada : tahu kriuk, kue puthu, sosis, siomay, dan masih banyak lagi. Jangan khawatir, minuman disini juga banyak banget, mulai dari air mineral, es teh, es jeruk, es tebu, es kuwut, es sereh, es cendol, es dawet, es buah, sampai es campur. Kalau makanannya sendiri ada nasi padang, berbagai macam sate dari sate kere juga ada, gado-gado, kethoprak, soto, sampai sop pecok.

Setelah menyusuri dengan perut dan mata yang tak kalah lapar, akhirnya aku memutuskan untuk membeli gado-gado dan es sereh jeruk nipis.
 
Prosedur pembeliannya yaitu kita memesan kepada penjual, menu yang kita inginkan. Kemudian membayarnya. Setelah itu kitaberhak untuk menunggu di kios tersebut dan membawa sendiri ke tempat duduk, atau meminta penjual untuk mengantarkan pesanan ke tikar kita. Kita tinggal memberi tanda atau petunjuk dimana tempat duduk kita. 

Disini, semua menunya terjangkau dan sudah dicantumkan harga-harganya di depan kios mereka. Jadi, jangan takut tertipu harga yang melejit dan menguras kantong.


Ada juga camilan yang dijajakan, bisa buat dicemil sambil menunggu pesanan datang atau bisa juga dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas Pasar Kebon Empring.


 
Selamat menikmati makan di pinggir sungai.



Fasilitas

Di sini, disediakan musholla, tempat duduk-duduk dari bambu, live music, dan yang tak ketinggalan adalah spot foto.
 

 
Tempat ini sungguh asri, nyaman, syahdu, teduh, konsepnya benar-benar se-bambu itu. Jadi betah lama-lama disini, apalagi anginnya juga menyejukkan dan bikin pengen tiduran di pinggir sungai. Tapi sayangnya, tempat sampahnya masih kurang. Karena kita tahu sendiri, masih banyak dari kita yang sulit membuang sampah pada tempatnya alias kurang aware sama sampah.

Karena tikar yang menyewa adalah pengunjung, sebaiknya pengunjung juga bertanggung jawab atas sampah mereka. Supaya tidak tergeletak begitu saja di sekitar tikar dan ujungnya malah mengotori sungai.

Membaik pasar empring, semoga lancar perbaikannya. Semoga tetap awet dan semakin berkembang. Sampai jumpa kembali, lain kali.



Sebuah Cerita : Lautan Nampan Merah Muda
Sebelum berpamitan, sebenarnya ada cerita lucu disini. Setelah makanan pesanan kita datang di tikar, kita pengen pesen es lagi. Iffah mau es campur, Lukluk mau air putih, jadilah si Lukluk pergi memesan sedangkan kita bertiga duduk di tikar.

Waktu Lukluk sudah datang, dia turun melewati terundakan turun ke sungai (tentu saja tangga tanah itu), tapi dia sok-sok-an lewat samping tangga pas hampir habis itu anak tangga. Tapi apa yang terjadi? Dia kepleset. Kita bertiga kaget dan juga orang-orang di sekitar, mana jarak tempat duduk kita sama tangga itu lumayan jauh pula.

Aku auto lari tanpa sendal menghampiri Lukluk yang isi nampannya berubah jadi lautan merah muda karena es campur satu gelasnya tumpah dan botol air mineralnya yang tumbang. Kasihan sekali. Nggak seberapa sih minuman kita, tapi malunya itu loh... dilihat satu sungai wkwkwk.







Note :
  • Lokasi : Pasar Kebon Empring Bantul
  • Alamat : Bintaran Wetan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta
  • Harga parkir sepeda motor : Rp 2000 
  • Harga makanan & minuman : start from Rp 3.000
 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive