Gumuk Pasir Parangkusumo : Sensasi Mengelilingi Tanah Sultan dengan Mobil Jeep Seharian

April 05, 2020

November, 2019. 

 

Prolog : akhirnya kami memilih Gumuk Pasir.

Tidak ada ekspektasi lebih di benakku. Karena teringat sampul buku Try Out UN SMP tahun 2013, yang menampilkan sand skating di Gumuk Pasir tersebut. Kupikir sepertinya akan biasa saja. Beberapa kali sebenarnya aku juga pernah melihat penampakan foto teman-temanku di gumuk pasir. Juga di video blog milik youtuber Arief Muhammad ketika ia melakukan pemotretan prewedding. Tak ada apapun kecuali hamparan pasir yang luas.

Setelah sampai di jalan Parangtritis dan hampir mendekati gapura masuk pantai, ternyata ada dua lokasi gumuk pasir terdekat yang dapat ditemui. Yang pertama, akan ada plakat besar bertuliskan 'Gumuk Pasir Barkhan' di kanan jalan, yang tertangkap kedua mataku dari balik jendela mobil yang dikemudiakan lambat oleh ayahku, di sedikit hamparan pasir yang terlihat dari sini terpampang pohon kaktus. Iya, pohon kaktus! Aku suka pohon kaktus. Pandanganku tentang gumuk pasir sedikit berubah.

Tapi kami memutuskan untuk tetap lurus dan mencari pemberhentian berikutnya. Barangkali masih ada, siapa tahu? 
 
Ternyata nggak salah, setelah memasuki gapura pintu masuk Pantai Parangtritis, kemudian berjalan lurus lagi, setelah itu ada gang kecil di kanan jalan, ada plakat dengan tulisan 'Ke Gumuk Pasir', nah kami ambil jalan kecil itu.

Mengikuti jalan yang lebih kecil tapi sudah beraspal, kemudian kami menemukan suatu kawasan seperti bangunan peninggalan sejarah. Seperti ada patung-patung yang dikelilingi oleh pagar dengan tinggi sekitar setengah meter.



Menuju Lokasi
 
Aku dan keluarga, dengan sebuah mobil terus berjalan lurus mengikuti google maps dari gang kecil yang kuceritakan tadi hingga menemukan hamparan pasir yang luas. Jauh lebih luas dari yang aku lihat lewat jendela kaca mobil sebelum sampai ke lokasi ini (saat masih di jalan raya dan hanya sekilas).
 
Di samping kiri jalan ada beberapa taman bunga matahari yang disediakan untuk spot foto. Di sebelah kanan jalan setelah perumahan warga ada gang kecil yang ternyata terhubung dengan jalan raya yang di depan tadi.

Melihat hamparan pasir yang luas justru membuatku tiba-tiba bahagia, semakin bahagia, dan aku rasa ini akan menyenangkan! Ekspektasiku telah salah menilai gumuk pasir! Maafkan aku! Rasanya aku ingin segera berlarian kesana-kemari. Ya Tuhan..


Menurut wikipedia, gumuk merupakan bukit pasir yang terbentuk dari proses aeolian hasil interaksi antara aliran angin dan air. Gumuk memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda, dimana kebanyakan gumuk terbentuk di pesisir pantai yang kering maupun di gurun.

Jadi, gumuk pasir adalah hasil fenomena alam, bukan buatan.
 





Sampai di Lokasi
 
Sebelum menghampiri penjaga sewa mobil jeep, kami mengisi perut terlebih dahulu. Warung disana hanya satu tempat itu, berjajar di samping parkiran. Tenang saja, tempatnya bersih. Tempat wisata dengan warung-warung dan bangku makan bersih adalah poin plus bagiku. Harga makanannya juga lumayan terjangkau. Pop mie Rp 10.000, es degan/kelapa muda utuh Rp 15.000-20.000 saja. 
 
Di seberang jajaran warung, masih di area parkiran, ada toilet juga. Jadi, sebelum menjelajah gumuk pasir yang begitu luas dan menurutku lebih luas dari sekedar apa yang ada di pandanganku sekarang ini, sebaiknya kalian ke tiolet dulu.



 
 
 
Harga Sewa Mobil Jeep
 
Ternyata ada beberapa paket yang disediakan oleh penyewaan mobil jeep. Kami memilih paket Rp 350.000. Sebenarnya, semua paket hampir sama fasilitasnya, mobil jeep lengkap dengan sopir dan berhak disewa hingga sehari utuh alias serampungnya perjalanan kalian. 
 
Yang membedakan adalah banyaknya destinasi yang akan disinggahi ketika naik mobil jeep ini. Aku lupa destinasi mana saja yang akan disinggahi di setiap paket, tapi yang jelas, semakin tinggi harga sewa, destinasi singgah juga akan semakin banyak.
  • Paket pertama Rp 350.000 : keliling beberapa pantai
  • Paket kedua Rp 450.000 : off road keliling gumuk pasir, pantai depok, tempat makan, penangkaran penyu, pantai pelangi
  • Paket ketiga Rp 550.000
  • Paket keempat Rp 750.000 : + menyusuri sepanjang pantai yang terdaftar dalam paket, dari ujung barat hingga ujung timur.
Mobil jeep putih powder (warna putih antara pearl dan bone) datang menghampiri kami, dikendarai driver bertubuh sedikit gempal dengan celana pendek abu-abu dan jaket berwarna senada, lengkap dengan topi dan berkalung tas selempang kecil. Mas driver menyambut kami dan mempersilakan kami naik dengan sangat ramah.

Bagaimana cara naik ke mobil jeep? Ini pertama kalinya aku naik mobil jeep. Kurasa norak itu nggak berlaku, karena pengalaman setiap orang berbeda-beda dan mempunyai waktu masing-masing, bukan? 

Halah, alasan!

Oke. Menurut Mas Driver-nya, cara naik mobil jeep ini adalah dengan terserah.
 
Terserah mau naik dengan cara bagaimana dan dari mana saja. Mau langsung lompat dari bawah maupun menggunakan gaya wall climbing juga nggak masalah. Dari yang normal lewat pintu untuk yang duduk di depan, dan yang duduk di belakang bisa lewat pintu itu  langsung menerobos besi pembatas antara kursi depan dan belakang, karena mobil jeep hanya punya dua pintu kan, atau bisa naik dari ban sisi kanan dan kiri, terserah. Bebas. Lewat belakang juga nggak masalah. Yang penting bisa naik.

Ayah di duduk di depan, di samping Mas Driver, sudah bersiap dengan ponselnya (ala bapak-bapak yang pasti akan merekam perjalanan menakjubkannya dengan segala bentuk selfie dan video shakingnya). Sedangkan aku, adikku, dan Ibu duduk di kursi belakang. Cukup untuk tiga orang.

Mas driver ini ramah sekali. Tapi kukira mendapat driver yang seperti apa itu adalah untung-untungan. Tergantung. Jadi, semoga beruntung juga!
 
Mobil jeep melaju perlahan. Mas Driver menawari kami, apakah ingin tetap memakai mobil jeep putih ini yang terbuka, atau ganti mobil jeep merah yang ada di depan sana yang atapnya bisa tertutup. Jelas, aku tetap memilih mobil jeep putih ini. Sensasi naik jeepnya biar lebih kerasa. I'm so excited! Bisa berdiri dan menggapai angin selama perjalanan.

 
 
 
Spot Foto
 
"Nanti kalau ingin foto, silakan bilang Mbak, kita akan berhenti dimana saja sesuai request Mbaknya,"

Oke, kita boleh minta foto dimana saja, semau kita, maka driver akan berhenti.

"Selain itu, nanti kita juga akan berhenti di spot-spot foto yang sudah kita sediakan, bisa berhenti untuk foto jika suka, atau tetap lanjut jika tidak ingin foto. Nanti kalau ingin foto bersama sekeluarga, saya bisa fotokan juga,"

Oke, kita juga sudah disediakan pemberhentian spot foto dan Mas Driver juga bersedia menjadi fotografernya.

Setir dibanting perlahan membuat mobil kami berbelok arah, turun dari jalan aspal ke tanah coklat, ke arah kiri memasuki kawasan pepohonan. Rindang! Beberapa bulan yang lalu aku juga kemari karena acara kampus, ini dia pepohonan di Pantai Goa Cemara. Yang kuketahui, di baratnya Pantai Goa Cemara ada Pantai Samas, yang membentang luas dengan pasir kehitamannya.




Sensasi Menaiki Mobil Jeep Dimulai

Kami mulai berteriak ketika ban mobil mulai bersentuhan dengan tanah. Aku  memilih berdiri dan berpegangan besi pembatas di tengah mobil. Kurasa, salah satu fungsinya memang untuk berpegangan ketika off road, ya?

"Awas, ada dahan di depan,"

Sesekali Mas Driver akan berkata demikian, membuat kami bersiap sedia, masih sambil berteriak-teriak. Meskipun sudah dibilangin, tetap saja kita berteriak karena kaget. Karena kita benar-benar tidak tahu bagaimana medan yang kita lewati ini. Sungguh, ini lebih mendebarkan dari sekedar rollercoaster yang rutenya sudah jelas di ril, ini lebih terombang-ambing tapi menyenangkan daripada kora-kora di Jatim Park, lebih dari segala lebih! Ini di luar dugaanku!
 
Menyenangkan sekali! Seru! Ini belum seberapa, masih permulaan.

Foto diambil saat mobil jeep melaju di medannya. Iya, seshacking itu.

Off road adalah salah satu kegiatan yang termasuk olahraga, dengan mengendarai mobil khusus dan melewati medan-medan ekstrem, baik pasir, sungai, jalan berbatu dan lainnya. (dipetik dari kapanlagi.com)

Kamu ingin melepaskan penat? Membuang stres? Berteriak-teriak? Melupakan sejenak masalah dan sakit hati? Ini pilihan yang tepat dan cocok buat kamu!
 
Iklan nggak tuh.

Teriakan semakin menjadi-jadi, apalagi aku ditambah adikku, wah, teriakannya bakal super sekali di sepanjang jalan. Geronjalan tanah yang sedikit besar akan membuat suara kami juga semakin lantang. Guncangan mobil jeep ini membuat kami begitu lepas untuk berteriak menikmatinya. Tapi sumpah, itu los banget! Tapi, jangan lupa untuk tetap pegangan, kurasa berdiri lebih baik daripada duduk di jok belakang ini. Karena ingin mengabadikan teriakan menggelegar dan bagaimana serunya menaiki jeep ini, satu tangan kami memegangi ponsel dan tangan satunya untuk berpegangan. Begitulah aku dan adikku.

 
 
 
Spot 1 : Pepohonan Pantai Goa Cemara
 
Kami menghembuskan napas lega ketika mobil berhenti di tengah jalan. Dan waktu berfoto pun tiba, spot foto pertama kita dari Mas Driver, ini dia :


Di tempat pertama ini pun, bisa digunakan berbagai angle untuk berfoto. Bisa berlatar belakang pepohonan, bisa berdiri di tengah jalan setapak yang kanan kirinya pepohonan, bisa zoom in bisa zoom out, bisa berfoto di atas mobil jeep juga. Waktu itu aku sempat berfoto di atas mobil jeep dengan adikku. Kita bebas berfoto tanpa batasan waktu. Sepuasnya!

Pepohonannya rindang, kanan kiri bebas dari sampah. Aku turut bersyukur atas penjagaan wisata alam semacam ini terus diupayakan. Jangan lupa ya teman-teman, kalau pergi jalan-jalan, jangan buang sampah sembarangan.

Berlama-lama di tempat sejuk ini memang membuat kami lupa waktu.



Fun fact : Karena Mas Driver yang ramah dan Ibu yang cerewet, jadilah trip kami nggak krik-krik, hidup banget, malah seperti tetangga sendiri yang sudah lama nggak ketemu, semacam menjadi banyak sekali yang dibicarakan. Mulai dari asal rumah sampai cerita-cerita seru.
 
Jadi, para driver mobil jeep ini adalah pekerja yang pembagian menyopirinya dengan cara bergilir. Mengambil penumpang sesuai urutan. Bayaran mereka diambil dari potongan harga penuh satu mobil, dan jika beruntung, ditambah dari tip penyewa sendiri.

Setelah puas berfoto di tempat ini, kami melanjutkan perjalanan. Sebenarnya, jalur kami hanyalah menyusuri beberapa pantai, akan tetapi setelah berbincang dengan Mas Driver dan Ibu yang mengeluh karena sudah pernah ke pantai tersebut, jadilah kita berbalik arah, menjadi off road full di Gumuk Pasir.

Jadi, kita ganti paket seharga Rp 450.000.

Let's go!

Nasib fact : Saking serunya, kaca mata hitam kesayanganku terjatuh saat aku mau naik ke mobil lewat ban kiri. Aku baru menyadari setelah kita berjalan lumayan jauh. Sedihnya hati ini.. tapi harus kurelakan saja, mau gimana lagi? Seperti kenangan sedih, harus dilupakan.
 
 
 
 
Off Road Dimulai
 
Kami melanjutkan perjalanan. Mobil jeep kembali menantang adrenalin kami. Rasanya jantung berdebar-debar. Ban mobil sudah meninggalkan kawasan tanah dan mulai menginjak pasir, artinya, petualangan seru akan segera dimulai. 
 
Hello, gumuk pasir!

Banting kanan banting kiri, membuat tubuh kami terpental kesana kemari jika tidak kuat-kuat pegangan. Seru sekali, ditambah angin kencang dari laut yang membuat kerudung kami bertiup-tiup juga. Trek pertama berhasil dilalui, gundukan-gundukan pasir yang belum seberapa sudah membuat kami beradaptasi, akan seseru itu pasti!

Mobil memelan setelah mencapai dataran pasir yang lebih tinggi. Mas Driver menjelaskan lagi, menunjukkan sebuah wahana di samping kanan kami, agak jauh. Terlihat beberapa orang ada disana. "Di sebelah sana ada sand boarding, ski di pasir kayak main skateboard Mbak, kalo mau berhenti dan main dulu kesana juga nggak papa, saya akan tungguin nanti,"

"Berapa Mas kalo main itu?"

"100.000 per orang, Mbak."

Kita tidak mencoba wahana ski pasir itu dan tetap memilih melanjutkan perjalanan. Mobil melaju lagi, dan Mas Driver memberi aba-aba kami untuk bersiap. Jantungku rasanya dibawa terbang-jatuh-terbang-jatuh, kami melewati naik turun gundukan pasir yang lumayan membuat lenganku sudah pegal karena harus berpegangan dengan kuat di besi dan terpontang panting. Tapi asli, ini bikin puas dan nggak menyesal!
 
 


Spot 2 : Dataran Tinggi Gumuk Pasir
 
Setelah menghembuskan napas lega karena mobil berhenti di dataran yang lebih tinggi lagi, sungguh, mataku dimanjakan pemandangan yang sangat memikat. Kami telah melewati beberapa gundukan dan mencapai dataran pasir yang tinggi ini.

Foto diambil menghadap ke pantai selatan.

Kami tadi dari bawah sana, dan sekarang berhenti disini, dibuat takjub oleh kecantikannya. Terlihat pantai selatan yang membentang berwarna biru sebagai pembatas cakrawala. Kemudian pohon-pohon yang menambah kesejukan. Sungguh, ini lebih dari sekedar menyenangkan. Alam seperti benar-benar terasa dekat sekali denganku. Perpaduan mereka selalu membuatku bergetar. Ditambah lagi hamparan pasir luas, yang meskipun kalau siang begini akan terasa panas sekali.

Ini termasuk spot foto kedua yang disediakan oleh Mas driver :


Foto diambil membelakangi pantai selatan.



 
 
Terapi Kaki di Pasir Panas
 
Mas Driver juga menjelaskan, pasir yang terasa panas karena matahari terik ini bisa dipakai untuk terapi. Banyak juga yang datang kemari sengaja hanya untuk berjalan di pasir panas, biasanya pengunjung yang berusia lanjut. Berjalan dengan kaki telanjang di pasir panas. Aku tidak mencobanya, cukup melihat Ibu yang berlari menjingkat ke arah yang lebih teduh saja, membuatku justru tertawa.


Kata Mas Driver, yang melakukan terapi ini ada orang yang menderita vertigo juga. Tapi setelah kucari tahu di google, 'apa manfaat berjalan kaki tanpa alas di pasir panas', aku belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. Karena ada juga penyakit yang tidak membolehkan penderitanya berjalan tanpa alas kaki di pasir, seperti penyakit Cutaneous Larva Migrans (CLM). Sebenarnya ada banyak manfaat jika kita berjalan tanpa alas kaki. Tapi tetap harus mengerti dampak baik dan buruknya untuk kesehatan diri kita sendiri. Jangan asal-asalan.

Kami berhenti cukup lama disini, selain hanya berdiri smabil menikmati pemandangan, kami juga mengambil beberapa foto di spot ini.

Pepohonan di sebelah barat. Rasanya ingin tiduran berlama-lama di dahan ini.

Setelah berfoto dan menikmati pemandangan disini, rupanya kami harus segera melanjutkan perjalanan untuk menemui tantangan selanjutnya di depan. Wah, seru sekali! Jangan lupakan tangan dan lengan yang semakin pegal, keinginan untuk tetap mengabadikan momen di jeep ketika kami terguncang, juga pegalnya mulut ini berteriak-teriak menembus angin di alam.

Jeep kembali dikemudikan oleh Mas Driver. Dia sempat bercerita, awalnya dulu Mas Driver ini belum hafal trek off road di Gumuk Pasir ini juga. Suatu kali, dia pernah tersesat di tengah-tengah gumuk dan menelpon temannya untuk menjemput. Untung saja ada sinyal, ya? Tapi jika kulihat, saat ini trek sudah ada tandanya, ada kain yang terikat di dahan-dahan pohon tertentu, jadi lebih mudah dan aman bagi pengemudi dan orang-orang yang lewat disini. Memang ada beberapa yang mencari rumput kesini.




Gumuk Pasir adalah Tanah Sultan

Menurut cerita Mas Driver yang menjawab rasa penasaranku, gumuk pasir yang terbentuk karena proses alam dan sangat luas ini adalah menjadi hak kekuasaan Sultan Yogyakarta. Luasnya berhektar-hektar. Menurut fakta seputar gumuk pasir di internet, luas hamparan pasir ini mencapai 412,8 hektar (PGSP, 2017). Gumuk pasir ini digunakan sebagai wisata alam atas seizin Sultan. Ternyata ada pula aturan-aturan di dalamnya. Sisi positifnya, hal ini membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi warga sekitar.

Kami juga sempat melewati peternakan sapi dan kambing, itu juga milik Sultan, yang berada di tengah gumuk ini. Jadi, gumuk ini bukan sekedar hamparan pasir indah yang ditumbuhi pepohonan dimana-mana, tapi juga seperti alas, hutan belantara di padang pasir. Banyak rerumputan dan tumbuhan liar. Kadang juga ada binatang liar, seperti biawak dan ular. Kalau sedang beruntung, bisa bertemu salah satu dari mereka juga, hehe.

 
 
 
Spot 3 : Lorong Pohon
 
Di tengah perjalanan, sesuai perkataan Mas Driver tadi, kami akan berhenti di lorong pohon. Sepertinya spot foto itu legend sekali. Pemandangan pohon dan jalanan tanah dengan daun kering yang sudah gugur dan berserakan. Benar-benar seperti di dalam lorong hutan.
 
Kita berfoto di spot ini juga sebelum melanjutkan perjalanan lagi, melihat-lihat banyaknya pepohonan yang tersembunyi di antara hamparan gumuk pasir. Siapa sangka ada tempat semacam ini di gumuk pasir, jika tidak mengeksplornya? Salah satunya ya pakai jeep ini.


Melihat pepohonan yang tumbuh liar pula, membuat keinginan terpendamku mencuat. Pohon jambu monyet bertebaran dimana-mana. Sudah berapa tahun keinginanku untuk menikmati jambu monyet tertunda? Aku tahu banyak orang tidak suka dengan buah jambu monyet dan lebih memilih kacang metenya saja. Kalau kacang metenya aku juga jelas suka.

Keinginanku dikabulkan Mas Driver. Jeep dihentikan di antara semak belukar. Mataku langsung berbinar melihat buah ini sudah matang di ranting-ranting yang rendah. Sungguh, perpaduan warna oranye, merah dan kuning yang menghipnotis mata.

Tenang saja, kata Mas Driver, kami boleh mengambil buah ini. Bahkan setelah aku melompat dari mobil jeep dengan tidak sabar dan segera berjalan menuju pohon jambu mete dan memetik beberapa buah, Mas Driver turut turun dan memetikkan beberapa buah untukku juga di pohon yang berbeda. Aku sangat berterimakasih. Aku membawa banyak buah jambu mete.



Kami melanjutkan perjalanan lagi dengan medan terjal dan ekstrem, naik turun dan terombang-ambing, membuat kami berteriak- teriak kembali. Lalu kami memasuki kawasan Pantai Depok, dibawalah kami menuju suatu rumah makan. Sepertinya, setiap agen jeep juga sudah memiliki channel tempat makan sendiri-sendiri. Kita istirahat makan dulu disini.
 
Untuk makan di rumah makan yang telah diberhentikan, kita berhak untuk makan disana atau tidak (dengan artian terus melanjutkan perjalanan). Jika kita ingin berhenti untuk makan, kita harus membayar sendiri, karena ini di luar fasilitas yang disediakan oleh paket jeep. Boleh juga pesan makanan untuk dibungkus dan dibawa pulang.

Jambu monyetku dicucikan di rumah makan ini dan ditaruh di piring, juga disediakan pisau oleh Ibu pelayan rumah makannya. Sembari menunggu pesanan datang yang tadi sudah dipesankan Ibu, aku meneguk es jeruk dan menikmati buah yang kutunggu bertahun-tahun ini. Rasanya masih sama ketika pertama kali aku mencobanya, sekitar 10 tahun yang lalu? Saat aku masih SD. Kecut, sepet, manis, ya begitu rasanya. Senang sekali bisa kembali menikmati buah ini.

Kami memanfaatkan waktu menunggu makanan dengan berjalan-jalan di sekitar depan tempat makan. Bagus juga untuk berfoto. Setelah pesanan jadi, kami kembali bersiap naik ke mobil. Kami tidak makan di tempat dan memilih dibungkus saja sekalian untuk oleh-oleh dan dimakan di rumah. Yaitu udang dan ikan goreng.

Mobil kami kembali dibawa melaju, kali ini mengitari Pantai Depok, yang membuatku teringat kembali memori ketika aku menyambanginya dulu, beberapa kali. Dulu, di dekat toilet Pantai Depok bagian parkiran, ada monyetnya, tapi sepertinya sekarang sudah tidak ada.



Sensasi mengelilingi Pantai Depok dan melewati jajaran pedangang dengan menaiki mobil jeep memang berbeda dengan saat berjalan kaki.
 
Setelah keluar dari gapura kecilnya, jeep berjalan melewati jalanan indah yang membentang lurus jauh ke depan. Beraspal dengan pemandangan pohon di kanan kiri yang membuat jalanan rindang sangat memanjakan. Tak jarang, tempat ini juga dipakai sebagai lokasi foto seperti prewedding. Nah, kami tadi juga sempat melihat prosesi itu. Memang sangat cantik jalanannya. Salah satu spot foto ikon di kawasan pantai ini.

Kita terus berjalan menuju barat dan lumayan agak jauh perjalanannya. Enak sekali mengelilingi area wisata gumuk dan pantai dengan mobil jeep ini, karena bisa berdiri, kena angin langsung, melihat pemandangan dengan bebas.




Konservasi Penyu

Ternyata kita dibawa ke penangkaran penyu, Pantai Pelangi. Setelah berhenti, kami turun dan dipersilakan oleh beberapa orang yang sudah berjaga disana untuk memasuki area penangkaran penyu. Ada penjaga yang sedang berbaring di kursi panjang depan pintu masuk penangkaran. Sepertinya sedang beristirahat. Mas Driver tadi juga langsung turun dan menyambar bocah kecil ke dalam gendongannya.

Menurut KBBI, konservasi ialah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian. Sedangkan penangkaran berarti tempat pembiakan atau perbuatan menangkarkan untuk menggandakan atau memperbanyak.



Dijelaskan oleh pengurus penangkaran penyu ini, bahwa mereka melakukan pelepasan penyu kembali ke habitatnya sesuai jadwal kegiatan. Beberapa waktu lalu juga telah dilaksanakan. Adapun jadwal-jadwal dan kegiatan yang ditulis di sebuah papan besar di tempat ini.

Ada banyak informasi mengenai penangkaran penyu disini, salah satunya bisa diklik di halaman ini.


Penyu yang masih kecil.

Setelah melihat penyu-penyu, kami berjalan-jalan di sekitar Pantai Pelangi. Ya, penangkaran penyu ini berada di pinggir Pantai Pelangi. Sampai di pantai ini, cuaca masih sedikit terik menuju sore. Cukup berjalan beberapa meter saja untuk sampai di bibir pantai. Keadaan pantai saat ini cukup sepi. Kalah ramai dengan pantai sebelah. Tapi pantai sepi begini justru lebih menenangkan. Bisa lebih dekat dan quality time bersama alam.

Sepertinya pantai ini kurang populer dibandingkan Pantai sebelahnya. Seperti Depok dan wisata lainnya (Gumuk Pasir).
 
Setelah berjalan-jalan santai di Pantai Pelangi, dengan berat hati, kami harus kembali menaiki mobil jeep. Mobil menyusuri sepanjang pantai yang sepi ini, tidak kalah mengasyikkan, bagaimana rasanya menyusuri tepi pantai dengan ditemani angin laut dan ombak  dari atas mobil jeep ini? Sungguh, nikmat yang begitu indah.

Pantai Jogja, bagaimanapun alasanku, kalian tak pernah membuatku bosan untuk terus mengunjungimu. Dan hal baru yang menarik minatku, lain kali, aku ingin mengikuti prosesi pelepasan penyu, serta mempelajari penangkarannya. Turut serta ke dalam konservasinya. Semoga bisa, ya.


 
 
 
 
Spot 4 : Pantai Pelangi
 
Mobil dihentikan di tengah perjalanan. Mataku lagi-lagi dimabukkan dengan pemandangan ini. Pantai yang sepi, air laut dan riaknya, alunan deburan ombak dan anginnya, pasir hitamnya, langit biru dan hawa sejuknya. Lengkap sudah. Ini spot foto kesekian yang disediakan oleh Mas Driver.

Dengan tepaksa yang kesekian kalinya, kami harus melanjutkan perjalanan lagi. Tujuan terakhir dari perjalanan yang tak terasa sudah seharian dan senja mulai bersiap menampakkan diri, kami membelah jalanan kembali ke titik awal. 
 
 
 
 
Spot 5 : Ikon Gumuk Pasir
 
Tetapi, sebelum menyudahi kegilaan yang menyenangkan ini, kami dibawa ke tengah-tengah hamparan pasir lagi, di atas tulisan 'Gumuk Pasir' yang terpajang cukup besar.
 
Jadi, rute perjalanan kita tadi adalah membabat gumuk pasir dan mengitarinya dari timur sampai ke barat, dilanjutkan ke Pantai Pelangi dan berjalan di pinggir pantai dari barat sampai ke timur, kemudian kembali lagi ke titik awal.

Kami berhenti tepat di dekat gazebo tinggi di tengah-tengah gumuk pasir. Bisa melihat sebagian hamparan gumuk pasri bagian depan dari atas sini, tapi sayang sekali, saat itu kondisi tangga gazebo sedang rusak, jadi aku tidak bisa naik kesana. 
 
Disini banyak sekali spot yang disediakan. Ada ayunan, tulisan ikon, pohon kaktus, kayu-kayu, dan masih banyak lagi.


Tak terasa, perjalanan seharian mengelilingi tanah Sultan dengan mobil jeep berakhir sampai disini. Lain kali, aku akan berkunjung lagi, meskipun tahu kalau off road lagi, nanti bakal pegel-pegel bahunya, yang penting bisa asyik, bahagia, dan teriak-teriak melepaskan penat.


Sampai jumpa kembali, Parangkusumo..


Notes :
  • Lokasi : Gumuk Pasir Parangkusumo
  • Alamat : Parangtritis, Yogyakarta
  • Harga parkir : Rp 5.000 
  • Harga sewa mobil jeep : Rp 350.000 - Rp 750.000

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive