Merapi Jeep Lava Tour : Keharuan Dari Napak Tilas Erupsi Merapi, Diredakan Dengan Basah-basahan di Kalikuning

Januari 03, 2022

Sudah pernah dengar Merapi Lava Tour? Atau naik mobil jeep di Merapi dan main basah-basahan di sungai?


Karena lihat jeep seliweran di sepanjang jalan Kaliurang, akhirnya kami kepincut juga. Setelah keluar dari Suraloka Zoo, kami mencari pangkalan jeep untuk bisa segera menikmati wahana tersebut.

Baca juga :







Memilih Agen Jeep

Di sepanjang jalan Kaliurang, kita akan mendapati mobil jeep seliweran silih berganti. Banyak sekali agen Merapi Lava Tour yang menyediakan jasa sewa mobil jeep bersama sopir yang sekaligus menjadi tour guide di sepanjang jalan. Kita tinggal memilih agen yang mana, dan mereka tentunya memiliki penawaran paket tour masing-masing yang menarik. 
 
Kalau aku kemarin sebelum keluar dari pintu masuk wisata Kaliurang, dari Suraloka Zoo memutuskan untuk naik lagi ke Tugu Urang. Kami mendapat informasi dari petugas pintu masuk wisata setempat untuk memakai jeep yang disana.


 
Agen yang kami pilih bernama Yoes Adventure, yang berada di sebelah Tugu Urang. Ada beberapa jeep yang masih tersedia disini.

Lokasi Yoes Adventure memang agak atas dan lumayan jauh tapi nggak jauh banget dari Kalikuning Jeep Adventure. Sungai yang untuk basah-basahan, yang tadi kami lihat saat perjalanan menuju Suraloka Zoo.

 
Setelah sampai disana, langsung saja kami memarkirkan mobil dan langsung masuk ke dalam pos agen. Kita akan dilayani oleh petugas dan ada beberapa pilihan paket tour yang bisa dipilih sesuai keinginan kita. 

Jeep disini beroperasi paling akhir keberangkatan jam 17.00 WIB, yang bisa dipastikan pada jam segitu keadaan langit sudah mulai agak gelap. Kalau cuaca tidak cerah, kabut akan menemani perjalanan kamu.




Harga Sewa Jeep di Yoes Adventure

Harga yang ditawarkan oleh pihak agen tergantung dengan  destinasi tour, berupa paket yang sekaligus driver profesional dan berpengalaman yang juga menjadi tour guide kami. Serta sekaligus menjadi tukang foto kami, yang akan mengarahkan juga untuk foto dimana, di spot apa saja.
 
Harga paket bervariasi, mulai dari Rp 150.000 - Rp 1.000.000.

 
Kami memilih paket yang akan menuju 4 lokasi, diantaranya adalah Museum Mini, Bunker Kaliadem, Rumah Almarhum Mbah Marijan, dan Kalikuning. Awalnya, salah satu rute tour kami ke The Lost World Castle juga, tapi kami mengganti dengan tujuan lain, yaitu Bunker Kaliadem.
 
 
 
 
Mobil Jeep yang Kami Naiki
 
Kami menaiki mobil jeep berwarna hijau army dan telah disediakan empat helm disana. Ada beberapa mobil jeep lain yang tidak menyediakan helm. Jujur, ini helmnya enak, nyaman, ringan, jadi nggak kerasa berat dan mengganggu.

Seperti biasa, cara menaiki mobil jeep adalah orang yang duduk di belakang harus masuk terlebih dahulu. Dengan hati-hati melewati kursi penumpang bagian depan dan menundukkan badan/kepala, karena ada besi pembatas di tengah-tengah mobil.

Satu mobil jeep dapat dinaiki 4 orang dewasa. Tapi aku melihat mobil-mobil jeep lain ada juga yang 5 orang, ada juga yang dinaiki anak-anak, dan menurutku anak-anak tidak masalah untuk tetap naik, karena medannya tidak berbahaya dan aman. Juga tergantung kepada driver untuk lebih pelan mengendarai mobil jeepnya.



Perjalanan Dimulai

Dari Tugu Urang atau pangkalan, kami dibawa turun hingga melewati Kalikuning. Ternyata main basah-basahannya menjadi destinasi tour terakhir kami nanti. Sepanjang perjalanan masih bisa santai karena masih jalan raya dan aspal, jadi tidak menegangkan, mungkin belum. Hanya saja jalanannya sedikit naik turun.

Tips Terselubung : 

  • Saat kamu mengabadikan momen, pastikan hati-hati memegang kamera/hape, karena perjalanan dimulai dari jalan raya, untuk tetap waspada dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu juga jalanannya naik turun dan kadang melewati medan yang agak mak deg jadi pastikan tidak akan terjatuh dari genggaman kamu. Ke jurang misalnya.
  • Lebih baik bawa hape saja daripada kamera. Pakai kalung casing hape juga ide bagus.
  • Simpan kacamata, topi, dan aksesoris yang lain di mobil saja, supaya tidak jatuh.
  • Pakai sandal saja, karena nanti akan basah-basahan di akhir.
  • Lebih baik pakai celana panjang daripada rok, biar lebih mudah bergerak dan aman.

Kami terus melaju melewati jalan raya kecil dan masuk ke gang-gang yang kanan kiri hanyalah pohon, tumbuhan, rumput liar yang subur. Dulunya, ini semua adalah pemukiman warga. Tapi kemudian, setelah erupsi terjadi, semua warga dipindahkan ke daerah bawah dan tidak boleh lagi tinggal disini. Sehingga bentangan hutan ini kosong tanpa penghuni, tetapi hak milik tanah tetap menjadi milik masing-masing warga. Mereka bercocok tanam di tanah mereka dan kadang datang untuk memanen/mencari rumput.

Ada beberapa bangunan yang masih tersisa. Terlihat hangus dan runtuh. Itu sebagai bukti sejarah yang tidak terlupakan bahwa ini dulunya adalah pemukiman penduduk.

Kami juga melewati pemakaman massal dari korban erupsi. Sedih sekali rasanya.

Ternyata rasanya..

Aku sudah sempat bilang di instagram stories bahwa perjalanan kali ini, tour jeep ini, meskipun menggunakan mobil jeep, tidak akan off road seperti di Gumuk Pasir. Tetapi lebih ke perjalanan wisata bersejarah, yang napak tilas erupsi Merapi 2006/2010.

Jadi, awalnya kukira akan seheboh saat di gumuk pasir dulu, tapi ternyata tidak. Rasanya jadi ngilu, sedih, melihat sisa-sisa erupsi dan kembali mendengarkan ceritanya.

My instastories @latifahfika, the name of highlight is "merapi".

Youtube : click here. 

 

Lokasi Pertama : Museum Mini Sisa Hartaku

Beberapa titik yang menjadi tempat wisata museum adalah bangunan sisa yang direnovasi dan menjadi pusat tempat pameran barang-barang dan sisa-sisa erupsi.


Begitu masuk ke lokasi ini, di depan museum disambut dengan rangka tulang sapi dari sekian banyak sapi yang mati akibat erupsi. Foto di bawah ini di ambil dari dalam rumah:


Di halaman luar rumah juga ada semacam tugu yang ditulisi sebuah Pesan Merapi.


Rumah yang menjadi museum ini adalah rumah milik Bapak Sriyanto yang sekarang tinggal di tempat yang sama dengan penduduk selamat lainnya, yaitu di daerah bawah.

 

Dinding rumah yang sudah tidak utuh lagi digantungi banyak pigura foto, momen kenangan saat bencana alam erupsi dahulu. Mengiris hati. Banyak sekali benda-benda bersejarah ini. Uang logam yang meleleh, botol beling yang meleleh, kursi, alat makan, sampai jam yang masih menunjukkan waktu tepat saat erupsi.


 

 

  


 

Kemudian, di belakang rumah ini adalah rumah milik orang tua Bapak Sriyanto. Ini adalah bagian depannya, terpajang alat-alat makan dan cangkir serta poci/pecah belah:


Di bagian dalam juga masih ada kendil dan perkakas dapur:


Wayang kulit dan gamelan yang tersisa:

Meja kursi kayu yang tersisa:

Gambar-gambar yang dipigura ini adalah foto-foto penampakan pasca erupsi Merapi:


Peta radius erupsi, dimana letak Museum Mini Sisa Hartaku ini berada di radius 10 Km mendekati 5 Km dari puncak Merapi:


Dahsyat sekali, ya, Merapi?




Lokasi Kedua : Bunker Kaliadem
 
Dalam perjalanan menuju lokasi satu ke lokasi selanjutnya, kami juga dilewatkan di beberapa medan, tapi tidak terlalu menegangkan, karena tracknya hanya ringan.

Justru masih syok saja, kanan kiri yang jadi hutan ini dulunya adalah pemukiman penduduk.

Kami melewati jalanan yang bergeronjal muat dua mobil bersebrangan. Di jalan ini kami mulai melihat truk muatan pasir. Ternyata dari sinilah pengambilan bahan material tersebut. Bahkan, kata Mas Driver, truk-truk pengangkut pasir itu masih beroperasi hingga malam, padahal penerangan di gunung ini minim sekali, dan jalannya sempit. Tapi kalau sudah terbiasa, ya tidak jadi masalah bagi mereka.





Itu dia tempat pengambilan material yang dulunya bekas aliran ini dialiri lahar panas dan dingin hingga tertutup penuh dan rata sampai atas. Tapi kemudian pasir dan bebatuannya diambil, sehingga bekas aliran ini menjadi dalam lagi.

Ketika sampai di bunker, kabut mulai tebal karena dataran ini juga telah lebih tinggi dari titik kita berada sebelumnya. Hawanya sudah dingin, jadi, kalau kamu berangkat dari setelah jam 3 sore, pastikan memakai pakaian yang agak tebal alias jangan tipis banget. Karena beneran dingin.




Lokasi ini berjarak 4.700 M atau 4,7 KM dari Merapi. Bunker Kaliadem adalah tempat perlindungan bawah tanah yang diresmikan pada tahun 2001, yang terbuat dari baja. Pintunya dari baja, atapnya dari baja, dan sayangnya, baja adalah penghantar panas yang baik.

Sehingga, untuk pertama kalinya bunker ini dipakai oleh dua petugas relawan pada tahun 2006 saat Merapi erupsi, dan keduanya ditemukan gugur setelah pembongkaran bunker. Satu petugas masuk ke dalam kamar mandi dan masuk ke dalam bak yang terisi air, supaya tidak kepanasan, tetapi lahar dingin berhasil masuk ke dalam bunker yang justru membuat air menjadi mendidih, sehingga petugas tersebut meninggal. Sedangkan petugas satunya ditemukan di pojokan ruangan bagian depan.

 
Keadaan bunker setelah erupsi yaitu dilakukan pembongkaran hingga pintu baja bunker ini bisa terbuka kembali. Saat erupsi pada 2010, lahar dingin yang juga berhasil mengalir masuk ke dalam bunker, kemudian membeku menjadi bongkahan batu besar di dalam ruangan. Pintu dan dinding bunker mengelupas akibat lahar tersebut.


Di samping bunker, terdapat gardu pandang. Aku tidak naik karena sudah capek melihat anak tangganya yang banyak. Ada tiket khusus juga untuk bisa naik ke gardu pandang.
 


Jika cuaca cerah, pemandangan yang akan terpampang di belakang bunker adalah Puncak Gunung Merapi. Tetapi saat aku sampai sana, kabut sudah tebal dan hari sudah mulai sore, jadi pemandangannya cukup kabut tebal putih saja.

Di area bunker ini juga teradapat jajaran pedagang cindera mata dan warung makan. Selain itu juga ada penjual bunga edelwis.
 

 

 
Untuk pertama kalinya, aku menyaksikan pohon bunga edelwis. Seperti rumput panjang, hampir mirip lavender. Aku kira dulu pohonnya besar dan bunganya berbentuk seperti bunga gladiol, tapi ternyata tidak.




Lokasi Ketiga : Rumah Almarhum Mbah Marijan

Setelah memarkirkan jeep, kami turun dan berjalan menuju lokasi yang jaraknya sangat dekat. Di depan tempat parkir, sebuah warung dan satu-satunya ada disana dan lumayan ramai, itu adalah warung dari putra Mbah Marijan. 


Masjid yang berada di samping rumah Mbah Marijan kini telah direnovasi dan difungsikan kembali. Setelah melewati masjid, di sebelah kanannya terdapat gapura pintu masuk sederhana yang di samping kanan dan kiri jalan kecil ini ada beberapa penjual mainan, camilan, dan cindera mata.



Lalu kami memasuki halaman rumah Mbah Marijan yang cukup luas. Di depan pintu masuk ini langsung disambut dengan pendopo yang termasuk bangunan baru, dan di sebelah kiri pendopo terdapat pajangan benda-benda sisa erupsi sebagai bukti sejarah.

Motor, mobil, gamelan, tinggal rangkanya. Kemudian di sebelahnya terdapat rumah untuk memajang foto-foto yang telah difigura, kenangan masa bencana dahulu. Saat evakuasi, maupun pasca erupsi. Selain itu juga barang-barang yang tersisa dari erupsi.

Selanjutya, di sebelahnya lagi terdapat tempat berdoa. Sebuah nisa hitam berada disana, tetapi nisan tersebut bukanlah makam Mbah Marijan seperti yang disampaikan oleh guide, melainkan hanya sebagai napak tilas atau simbolnya saja.


Kami berkesempatan bertemu dan berfoto dengan Pak Asih, putra dari Almarhum Mbah Marijan sekaligus penerus beliau. Pak Asih jugalah yang memiliki barang-barang yang dipajang di rumah ini.




Lokasi Terakhir : Kalikuning Jeep Adventure

Akhirnya, setelah perjalanan sejarah yang membawa haru dan suasana sedih, kami tiba di Kalikuning juga. Lokasi tujuan terakhir ini kusebut sebagai pendinginan. Membangun lagi hawa ceria dan suasana liburan menjadi kembali menyenangkan. Tidak bisa dipungkiri, perjalanan bersejarah hari ini adalah pengalaman berharga yang tidak pernah akan aku lupakan.

Memasuki kawasan track, mobil jeep mengantri dengan teratur. Dari bawah sini, terlihat di atas jembatan sana banyak orang-orang yang duduk santai sambil menikmati makanan mereka, melihat pemandangan sungai di bawah ini, yaitu para mobil jeep yang beraksi menerjang genangan air dengan kencang.

Jika kamu ingin mengabadikan momen satu mobil jeep penuh ketika menerjang air, maka disini banyak sekali jasa tukang foto dan video yang bersedia membantu kamu. Cukup dengan membayar seikhlasnya. Hasilnya bagus dan dapat banyak.
 
Mari kita mulai lagi petualangan ini!

Basah. Tentu saja kami basah karena cipratan genangan air yang luar biasa ini. Seperti penampakannya, dasar sungai ini dipenuhi dengan batu kerikil.

Ini seru sekali!

Awalnya, putaran pertama untuk percobaan hanya membuat kami berteriak pelan, tapi setelah putaran kedua hingga keempat atau kelima, kami berteriak kencang, karena seseru itu. Sensasi ketika mobil mulai dipacu kencang melewati genangan air yang kemudian airnya menyiprat dengan keras, itu menyenangkan sekali. Seru!


Karena foto yang ada tidak kelihatan akunya, maka aku hanya bisa mengambilnya dengan screenshots dari video-video yang ada:





Untuk penumpang yang berada di depan akan lebih basah kuyup dari pada penumpang di belakang. Meskipun aku berdiri, aku tidak terlalu basah. Paling-paling mukanya saja yang basah.
 
Setelah puas bermain basah-basahan, kemudian kita melanjutkan perjalanan untuk pulang ke pangkalan, yaitu Tugu Urang. Tour jeep hari ini berakhir setelah sekitar 1,5-2 jam dengan 4 destinasi rute tour.
 
Dan, selesailah petualangan kita hari ini. Naik mobil jeep di Merapi yang dikemas dan dipadu dengan perjalanan bersejarah adalah pilihan liburan yang bagus, menyenangkan, seru, dan mengedukasi.
 

Bye-bye! Hati-hati di jalan pulang! Besok kita main lagi, ya?


You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive