entah bagaimana bisa, tapi yang ada di dalam pikiranku sejak itu hingga sekarang adalah;

jika kamu merasa sendiri, terpuruk, tiada tempat lagi untuk berbagi, maka aku ada.

ya, katakanlah sebagai tempat sampah, toh pada akhirnya kau hampiri juga. 

tak apa.

entah bagaimana bisa,

tapi aku kerap memikirkanmu, masih.

aku merindukanmu, terkadang.

aku mengkhawatirkanmu, selalu.

suatu saat aku sering, berpikir kamu bahagia dan tak letih jiwa raga. 

bahwa kamu sehat aman sentosa.

kamu tak butuh aku lagi, tempat sampah.

tapi bila suatu saat nanti kau menghampiri,

maka aku tetap ada.

seperti ini dan dengan seperti biasanya, apa adanya.

tetap sedia memelukmu,

tetap selamanya mendoakanmu.

ya, sesampah itu.

tapi bukankah, aku tempat sampah yang setia?