Keliling Puro Mangkunegaran, Ada Gamelan Sakral Bersejarah

Desember 28, 2023


Bolak-balik ke Solo tapi belum pernah keliling ke Puro Mangkunegaran dan masuk ke museumnya? Haduh, ayo deh bareng, sama, aku juga baru pertama kali ini masuk ke museumnya!

Dulu pernah sih, sekali, tapi hanya masuk sampai pendopo ageng, karena festival payung tahun 2018.

 


 

Harga Tiket & Tour Guide

Setiap minggu selalu ke Solo, dan baru kali ini akhirnya masuk ke dalam Puro Mangkunegaran. Pukul 14.00 WIB aku mengantre tiket di loket bagian timur, sebalah utara panggung yang biasanya buat konser.

Antrenya lumayan panjang, karena memasuki musim liburan. Dan, harga tiketnya sudah naik. Dulu, temanku kesini harganya Rp 20.000, sekarang Rp 30.000. Bisa jadi memang sudah naik, atau naik karena musim liburan. (ditambah ini hari minggu).

Setelah berhasil masuk sampai di depan pembelian tiket, kita para pengunjung (yang tidak saling kenal) disatukan oleh petugas untuk dijadikan satu kelompok yang akan dipandu oleh tour guide. Ada sekitar 12 orang dalam kelompok kami. Nah, kenapa pengunjung harus dipandu oleh tour guide? 

Karena Puro Mangkunegaran masih didiami oleh keluarga keraton. Ada beberapa tempat dan kawasan di beberapa titik di dalam keraton yang tidak boleh difoto/direkam, disentuh, atau pun harus melepas alas kaki, tidak berisik, serta tidak boleh masuk ke tempat tersebut.

Selebihnya, ada spot-spot yang diperbolehkan sebagai tempat foto dan tempat wisatawan mengenal Puro Mangkunegaran dengan lebih dekat dan lebih jelas yang akan dipandu oleh tour guide. Untuk pembayaran tour  guide, pengunjung bisa memberikan tips seikhlasnya.

Bagi pengunjung yang memakai celana pendek, akan dipinjami jarik dari petugas.


 

Spot 1 : Pendopo Ageng

Pertama-tama kita akan dipandu menuju Pendopo Ageng. Disini kita harus melepas alas kaki ketika naik ke pendopo. Kemudian, kita akan diberikan penjelasan mengenai pendopo ageng dan tiga set gamelan bersejarah yang ada di pojok-pojok pendopo. Salah satunya adalah Gamelan Kyai Kanyut Mesem. Gamelan paling sakral ini sudah berumur ratusan tahun, yang pada saat itu pernah dimainkan dari Mangkunegaran untuk mengiringi Gusti Nurul yang cantik jelita tampil di Belanda, disiarkan melalui radio.

Warna khas Puro Mangkunegaran yaitu "pari anom", atau warnanya dominan berhias hijau muda seperti padi muda. Desain dari Puro Mangkunegaran sendiri bercampur dengan gaya Eropa. Lantai pendopo ialah keramik dari Eropa yang warnanya telah berubah menjadi kecoklatan karena pernah terendam banjir. Dijelaskan pula tentang hiasan langit-langit pendopo, yang terbuat dari kayu jati yang dilukis dengan gambar batik dan di setiap kotak batik ini memiliki delapan warna berbeda yang melambangkan kehidupan.

Orang Jawa dengan segala filosofinya.

Biasanya, langit-langit pendopo ini juga menjadi spot foto terkenal. Jangan lupa foto disini untuk kenang-kenangan.




Lanjutan dari Pendopo Ageng, kita beralih sedikit ke utara, tempat penyambutan tamu-tamu termasuk tamu penting, ndalem ageng. Di sini ada lukisan KGPA Mangkunegaran dan permaisurinya, serta Gusti Bhre dan beberapa orang lain juga. Tokoh-tokoh tersebut memakai bawahan kain batik atu disebut dengan jarik dengan motif parang.

Tentang batik motif parang, di Puro Mangkunegaran, masyarakat biasa tidak diperkenankan memakainya ke dalam sini. Motif batik ini adalah motif keraton, khusus. Karena yang mendesain adalah orang keraton pada jaman dahulu, dan dipakai terus menerus oleh keluarga keraton secara turun-temurun. Sehingga pemakai batik parang tidak boleh sembarangan.

Kalau lagi beruntung, para pengunjung bisa bertemu dengan Gusti Bhre.

Kita lanjut memasuki museum setelah selesai berfoto dan mengambil alas kaki yang kita letakkan di pinggiran teras pendopo ageng.





 
 
Spot 2 : Museum/Pracima Yasa
 
Memasuki sebuah pintu tinggi disambut dengan suasana yang berbeda. Asri. Ada teras besar yang rindang dan teduh dipenuhi kursi-kursi dan meja-meja panjang di sebelah kanan. Di pinggir-pinggirnya beberapa meja dipajang pigura-pigura foto dari tokoh-tokoh penting Pura Mangkunegaran, yang pastinya akan dijelaskan oleh pemandu/tour guide.
 
Ada taman di tengahnya dengan air mancur yang menawan. Dari sini juga terlihat taman yang agak jauh di dalam sebelah timur, tempat yang tidak boleh dimasuki, kediaman pangeran-pangeran Pura Mangkunegaran.

Ada juga bangunan yang kita bisa masuk ke dalamnya, bangunan di sisi barat, ada gading putih penuh ukiran yang indah banget. Kalau di ruangan ini, jangan lupa buat lihat ke atas, karena cantik banget kacanya buat foto, hehe.
 


Spot 3 : Pracima Tuin

Setelah selesai tour di bangunan ini, kita menuju Pracima Tuin, tapi hanya di sebelah timurnya saja. Kalau mau reservasi makan disini, lewat link yang bisa diakses dari instagramnya.

Tapi untuk sekarang, reservasi full hingga tahun depan.

Wah, berasa jadi putri makan disini, restorannya nuansa keraton yang menawan.




Seharusnya, spot terakhir kita adalah museum kereta yang sakral, tapi karena tour kita baru selesai jam 15.00 WIB, jadi museum keretanya sudah tutup. (sayang sekali).


 


Tour Pura Mangkunegaran selesai sudah. Have fun!

Tips : kalau inign berkunjung kesini, jangan lupa buat cek jadwal tournya ya! Soalnya ada juga pertunjukan-pertunjukan di hari tertentu.

Official website Puro Mangkunegaran : klik disini

Video dan cerita selengkapnya : instagram @latifahfika

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive