Pelabuhan Kartini Jepara - Karimunjawa (Ngemper di Masjid Semalaman)

September 16, 2023


This is my first time! Naik kapal nyeberang pulau + ngemper di pelabuhan dikit, dan berakhir ngemper semalaman di masjid Jepara.
 
Cerita di sebaliknya :
 
Aku dan seorang temanku telah mengikuti open trip di Karimunjawa melalui sebuah agen travel sejak bulan Juli. Kita berangkat pada bulan September, dengan tanpa bertemu sama sekali sebelumnya sejak terakhir kali.

Kita bertemu di titik penjemputan travel ketika hari H, dua bulan kemudian. Pada malam itu, kita berangkat dengan travel dari Solo ke Pelabuhan Jepara, pada jam 8 malam dan tiba sekitar jam 11 malam.

Karena nanggung menunggu pagi untuk bisa naik ke kapal, kita berencana untuk ngemper di pelabuhan. Tapi ternyata, saat sampai disana, pelabuhan pada tengah malam sangat sepi. Ada beberapa kendaraan lewat, tapi tempat ini sangat tidak memungkinkan untuk kita ngemper berdua.

Akhirnya, kita mencari masjid terdekat, dan menemukannya di daerah pintu masuk Pantai Kartini, Beberapa jarak dari pelabuhan. Kita jalan kaki ke masjid, ngemper disana sampai shubuh.

Ngapain aja kita pas ngemper? Ngemil, nonton film, tidur, ngobrol, dan pastinya temanku sibuk menghitung mundur jam 4 pagi. "Lima jam lagi," katanya. "Empat jam lagi," begitu terus hingga tiba pukul 04.00 wib.
 
Setelah akhirnya tiba waktu shubuh, pak takmir masjid datang dan bersiap-siap, kita pun dibukakan pintu masjid dan dipersilakan masuk ke dalam masjid.

Setelah sholat shubuh berjamaah, kita melanjutkan perjalanan lagi ke pelabuhan dan menunggu penyerahan tiket dari agen tour supaya kita bisa segera masuk ke kapal.




















 
 
 
 
Pelabuhan tidak seperti stasiun yang selalu ramai 24 jam. Tempat ini dibuka pukul 05.00 wib. Pada waktu itu, pagi yang dingin ditambah hembusan angin laut, para penumpang yang bukan bertujuan untuk berlibur dan berwisata ke atau dari antar pulau Jepara-Karimunjawa, mengantre tiket kapal di loket. Mungkin mereka para keluarga yang berkunjung ke rumah saudaranya, mungkin penduduk dari Pulau Karimunjawa yang harus menyeberang pulau untuk membeli pasokan bahan pangan, atau membeli barang-barang lain, mungkin juga pedagang, dan orang-orang yang memiliki kepentingan lainnya.
 
Aku tidak bisa membayangkan, betapa kuat mereka menjalani kehidupan yang harus rutin menyeberang pulau dengan kapal yang menurutku tidak seenteng itu untuk terus duduk di kapal berjam-jam. Mereka hebat sekali.  
 
Saat menunggu tiket, kita berdua duduk di bangku kantin. Lalu seorang bapak-bapak yang sedang sarapan dengan lauk cumi hitam, mengajak kita mengobrol. Aku melirik piringnya, sepertinya nikmat sekali karena si bapak begitu lahap menyantap sarapannya. Tapi, aku rasa, aku tidak perlu sarapan dulu. Takut kalau mual di kapal (cause this is my first experience). Kita yang diajak mengobrol hanya menajwab seadanya, aku tipe orang yang bingung dan sulit mencari jawaban atau pun umpan balik yang dilempar oleh stranger, sebenarnya pertanyaannya selalu basic dan aku sudah tahu jawabannya. Tapi ya, aku hanya bisa menjawab seadanya., atau diambah senyum dan "hehe hehe" doang. Maaf ya guys.
 
Oh iya, di Pelabuhan Jepara ini, temanku menyuruh untuk aku segera membeli sandal jepit. Dan sejak saat itu, sepatu bootsku yang sudah agak kekecilan tidak pernah terpakai dan tersentuh lagi sama sekali. Aku membeli swalow kuning dengan harga Rp 15.000. Awalnya mau membawa sandal dari rumah, tapi tidak jadi karena berpikir "ah nanti pakai sepatu ini aja, habis itu nyeker." 

Setelah mendapatkan pesan dari pihak agen tour yang membelikan tiket, kita disuruh mengambil di dekat loket, dan bertemu dengan dua traveler lainnya yang satu agen dengan kita. Begitulah awal mula kita lalu duduk bersama mereka di kapal selama 4 jam, hingga bertemu tour guide setibanya di Pulau Karimunjawa.
 
Oh, jadi begini toh kapal yang buat nyeberang ke Pulau Karimunjawa.. itu pikiran yang terlintas di kepalaku setelah menginjakkan kaki di lantai dasar kapal. Lantai paling bawah setelah pintu masuk ini berisi kendaraan dan barang-barang. Kita naik ke lantai dua yang full dengan tempat duduk/kursi penumpang. Tapi kita memutuskan untuk naik lagi ke lantai tiga yang ternyata ada semacam roof top dengan kursi taman dan mini bar yang menjual pop mie. Kita duduk disini selama perjalanan. Keadaanku di kapal saat keberangkatan masih normal : bisa nyemil, tidur pulas tanpa minum obat tidur/obat mabuk, tidak mual, dan santuy.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive