Expectation VS My First Impression of Wedi Ombo Beach
Juni 13, 2023Lookbook
Hello
Ini pertama kalinya lagi setelah sekian lama aku tidak ingat dan tidak pernah ke pantai selatan daerah timur (kawasan Wedi Ombo dan sekitarnya).
Dulu banget pernah ke Sadranan dan Seruni.
Untuk kesana, lebih baik langsung ambil jalur lintas selatan yang baru sebelum memasuki gerbang retribusi kawasan pantai Kukup, karena nanti ada gerbang masuk retribusi lagi di kawasan pantai Wedi Ombo.
(Jalur lintas selatannya belum selesai semua, tapi tetap masih bisa dilewati).
Biaya retribusi di kawasan pantai Kukup Rp 10.000/orang, sedangkan di kawasan pantai Wedi Ombo Rp 5.000/orang.
My Expectation
Pertama
kali lihat di tiktok, ada video orang yang main air di antara batu-batu
karang, kupikir itu seperti cekungan laguna yang ada di pinggir pantai
dan bisa buat berenang, terus ada ombak-ombaknya. Bagus banget.
My First Impression
so hot. very wide.
Aku pikir seperti sedikit kesal karena kok bukan kaya yang di video? Mana jarak turun dari parkiran ke bawah jauh (kelihatannya), ada tangga turun ke bawah yang banyak.
But..
Pantainya memang sangat luas dan panjang, nyambung dengan Pantai Nampu di sebelah utaranya, ada banyak batu karang yang seolah-olah nyebar gitu aja di tepian pantai Wedi Ombo, besar-besar, terkena ombak, dan masih bisa dijangkau.
Bagus sekali, tapi semakin siang semakin panas, karena pantainya menghadap ke barat. Kayaknya bagus ya, buat sunsetan?
Ternyata, lagunanya ada di sebelah timur lagi, sedangkan aku nggak sampai kesana. Jauh banget rasanya.
Pas masih pagi, masih sepi, tapi semakin siang semakin ramai. Terus tidur sejam (bisa tidur lama karena ada keluarga lain hehe) eh bangun-bangun pada beli kelapa muda. Kelapa mudanya Rp 15.000/buah tapi gak dikasih gula pasir sama es batu juga hehe.
Fyi, batu-batu di pinggir pantai itu nggak semuanya diinjak friendly, karena ada yang licin banget oleh lumut dan ada yang keras banget bikin telapak kaki sakit karena pada pecah-pecah kulit batunya, entah bekas kerang mati atau memang batunya begitu.
Jadi, be careful.
Aku kepleset sekali, nggak sampai jatuh, cuma lecet aja di mata kaki.
As always, kemana pun pantainya, aku pasti bertemu tukang pencari ikan. Yang di Wedi Ombo pakai jaring, sedangkan di pantai-pantai yang sebelumnya aku lihat itu pakai pancing. Mungkin ini karena pantainya berbatu karang, jadi bisa pakai jaring. Ada juga sih yang pakai pancing. Hehe.
Ombaknya disini gede dan kenceng banget.
As always lagi, selain lihat pencari ikan, pasti lihat ada sampah di pantai. Hm, iya kan? Kenapa ya sulit banget jaga alam dengan membuang sampah pada tempatnya? Kan pantainya jadi kotor. Hiks..
Oiya, kalau mau sewa tikar sekalian payungnya Rp 25.000. Kalau aku abwa tikar sendiri xixixi, lebih hemat kan?
Jangan lupa bawa minum air putih.
Di pinggir pantai banyak warung juga kok. Toilet/kamar mandi, sama penjual baju, topi, juga kaca mata.
Satu lagi, ternyata kerasa pegelnya pas naik tangga dari bawah mau ke parkiran. (Tadi turunnya nggak kerasa). Kalau capek, ngojek aja, ada tukang ojeknya.
See you later, Wedi Ombo! Padahal aku mengincar lagunamu, tapi tidak tersampaikan, nggak papa, nanti lagi, lain kali ya!
0 comments