Mungkin sejak bisa punya uang sendiri dengan lebih banyak, bentuk apresiasiku terhadap karya-karya yang aku kagumi mulai bertambah menjadi membeli merchandise, karya dalam bentuk fisiknya, dan semacam itu. Mungkin dulu hanya sekedar menikmatinya saja, memberikan dukungan melalui hal yang aku bisa, mendengarkan dan menonton musik/film dari platform legal, dan merekomendasikannya kepada orang-orang terdekatku atau di media sosial.

Dari ranah buku, sejak SMA, kalau aku bisa atau berkesempatan menghadiri talk show/seminar/workshop dengan penulis, aku pasti datang. Seperti misalnya aku pernah mengikuti seminar Tere Liye, Pidi Baiq, Hanum Rais, dan juga pernah gagal bertemu Raditya Dika. Kalau tentang seminar-seminar, aku juga pernah datang ke seminar Arief Muhammad, Ressa Rere, dan beberapa orang lainnya. Dan kalau tentang nonton di bioskop, itu adalah hal yang sudah wajar bagiku dan orang-orang, tapi kalau masalah datang ke konser sebagai bentuk apresiasi dan menikmati karya musisi yang aku suka, aku baru beberapa kali ikut konser.

Aku menyukai sesuatu yang original dan precious. Bukan hanya sebatas 'wow' tapi juga tentang momen dan cerita di baliknya. Seperti contohnya membeli buku yang bertanda tangan.

Okay, aku sekarang sudah mulai membeli karya fisik sebagai bentuk apresiasi the next level (bagiku). Aku melakukannya karena karya mereka, karena mereka, aku merasa bahagia, terhibur, dan aku merasakan dalam hatiku bahwa aku pantas memberikan apresiasi lebih dari sekedar hal biasa yang bisa aku lakukan sebelumnya. Maka, aku membeli'sesuatu' itu.

Saat aku merasa bahagia, puas dan terhibur karena suatu karya, entah itu musik, film, buku, atau yang lainnya, maka aku merasa seperti: guys, yang kayak gini harusnya mahal harganya dan patut diapresiasi. 

Karena anaknya memang lebay, jadi aku juga membuat akun instagram khusus, and I called "the space to spamming happiness". Disini : @fidikadavv

 -------------

Lengkap :

Label Koleksi