Jungkir Balik Dunia Lika

Desember 27, 2021

“Pim!”

Kalau saja bukan suara klakson yang membuyarkan lamunannya, mungkin dia akan tetap berhenti dengan motor satu-satunya di  tengah jalan di sebuah perempatan kecil itu dan menjadi tontonan orang-orang yang melewatinya. Apalagi, ini sedang jam istirahat dan makan siang. Yang berarti sudah banyak orang berlalu lalang pulang dari kerja atau sawah, dan bahkan membeli makan.

Dalam hitungan detik usai suara klakson masuk di telinganya, ia segera memutar lagi gas sepeda motornya dan melepaskan rem kaki.

“Hah..!” ia menghembuskan napas saat berhasil menyeberangi perempatan dan berjalan pelan di sepanjang jalan pembelah persawahan ini. Apa saja yang ada di pikirannya sedari tadi hingga membuatnya melamun bahkan hanya untuk menunggu menyeberang yang tak sampai menghabiskan waktu lama itu?

Lika. Namanya Anulika Gantari, tidak hanya satu kali ini ia terbuai dengan riuh isi kepalanya sendiri. Sering, terlampau sering.

Kali ini pikirannya bukan tentang keabsurdan atau kerandoman anehnya, tapi lebih dipenuhi dengan suasana beberapa menit lalu di ruang kelas tempat ia mengajar les.

Ngomong-ngomong, memang beginilah sekarang adanya, lulusan Sarjana Ekonomi itu menjadi guru les part time di sebuah lembaga bimbingan belajar menghitung untuk anak-anak sekolah dasar. Sehingga, tentu saja, semua muridnya adalah anak kecil. Jadi, dengan keterbatasan pengalamannya menghadapi anak kecil serta tidak adanya bekal ilmu mengajar secara formal, kini Lika berakhir di seberang meja anak-anak yang bermain dengan angka setiap saatnya.

Belum lagi tentang anak-anak, sepertinya karma datang bergerombol menemuinya. Mata pelajaran berhitung yang sudah pasti dengan angka-angka yang disebut sebagai mata pelajaran Matematika di Indonesia Raya ini, kini ia harus berteman akrab. Sungguh malang. Ia kadang mengasihi dirinya sendiri.

Gimana sih, aku kasihan sama anak ini, sekarang udah berangkat sendiri, nyepeda, udah kelas empat, gabisa bedain sesudah dan sebelum, tapi di rumah juga nggak pernah belajar. Ia mengomel dalam hati, kemudian memutar bola matanya jengah.

Bisa gila aku. Pikirnya. Di kelas tadi, salah satu muridnya yang agak istimewa memang rada menjengkelkan. Dia masih kesal sampai sekarang.

Berawal dari story Whatsapp teman SMPnya yang ia miliki satu-satunya, Lika mendapatkan pekerjaan sampingan ini. Menjadi guru les berhitung anak SD di daerah dekat rumahnya.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive