Jalan-jalan Singkat di Pasar Beringharjo dan Wajah Baru Slasar Malioboro
Juni 05, 2021Kemarin setelah mengantarkan sepupuku pelatihan di Bantul daerah Wonocatur, aku memutuskan untuk pergi ke Jogja Kota sendirian, dan berniat pulang ke rumah naik kereta dari Stasiun Tugu Jogjakarta saja.
Aku naik gojek dari Wonocatur ke Malioboro. Aku kadang suka menikmati jalanan saat duduk di boncengan motor seperti itu. Ada cerita lucu yang memalukan, karena aku sudah sangat lama sekali tidak naik gojek, entah kapan terakhir kalinya? saat turun dari motor aku mengucapkan kepada Mas-mas gojeknya, "terimakasih mas," sambil memberikan uang pembayaran secara tunai. Tapi kemudian Mas gojeknya memanggilku, "Mbak..mbak.." Aku pun bingung, kenapa aku dipanggil lagi padahal baru berjalan beberapa langkah saja?
Akhirnya aku berbalik, "iya kenapa Mas?"
"Helmnya Mbak,"
...
Dahlah.
Cukup sekian cerita memalukannya.
Malu? Definitely. Karena dilihatin beberapa abang-abang juga disana. Tukang becak, ojol, sampai pedagang asinan buah juga.
---
Karena aku jalan-jalan sendiri lagi kali ini, maka nggak ada yang nge-foto-fotoin juga. Dari ujung jalan Mall Malioboro aku berjalan ke selatan dengan tujuan Pasar Beringharjo, lumayan capek juga karena aku pakai slingbag rantai yang bikin pegel pundak sebelahku (pinjam tas adik, jadi pertama pakai slingbag macam begitu untuk jalan kaki jauh, ternyata nggak enak).
Aku masuk ke dalam Pasar Bringharjo dan bertujuan mencari toko buku, katanya sih ada toko buku disini. Tapi dari sejak aku masuk dan keliling-keliling sampai lantai atas juga nggak nemu itu toko buku. Mungkin aku kurang menjelajah atau mungkin tempatnya nggak disini? Isinya pedagang baju semua. Sedangkan aku lapar dan belum makan lagi (tadi hanya makan bakso sama sepupuku di Wonocatur yang cukup untuk ngganjel perutku saja), ditambah lagi nggak pakai kacamata, semakin nggak fokus penglihatanku.
Dan aku tidak mengambil foto apapun saat di Pasar Beringharjo. Karena terlalu fokus keliling-keliling. Apa toko bukunya ada di luar bangunan Pasar Beringharjo, ya?
Situasi Pasar Berngharjo cukup ramai dan toko-toko pada hari itu (Selasa) hampir buka semua. Mayoritas pedagang menjual batik, kebaya, pakaian-pakaian wisata khas Jogja dan Malioboro, pakaian harian, tas, sampai sepatu dan aksesoris.
Misalkan aku berniat beli pakaian di Pasar Beringharjo, yang ada aku malah pusing milih yang mana saking banyak sekali pilihannya. Sepertinya aku harus belajar trik belanja di pasar. Supaya nggak bingung. Apa harus langsung beli di toko barisan depan? Atau menjelajah dulu? Atau bagaimana?
Oke, jadi kalau mau jalan-jalan itu : harus sedia kaca mata (kalau mata minus), pakai tas yang nyaman, sepatu dan pakaian (outfit) yang nyaman, kalau punya tempat tujuan di suatu lokasi sebaiknya diriset dengan detail terlebih dahulu (biar nggak bingung).
Akhirnya, sebelum hari semakin sore, kuputuskan untuk berjalan kaki menuju stasiun tugu saja dan segera membeli Roti'O sama kopinya nanti di stasiun. Yah, sekitar 20 menit atau 1 Km lebih berjalan ke stasiun.
Aku pun sudah tidak mood untuk berbelanja di sepanjang jalanan Malioboro, karena terlalu lapar.
Eh, sudah lama juga aku nggak ke Malioboro dan Stasiun Tugu. Di gerbang selatan pintu masuk stasiun aku menemukan Pelataran Malioboro yang sekarang sudah semakin bagus dari renovasinya beberapa bulan lalu. Beberapa standnya juga sudah terisi. Pelataran Malioboro ada di sebelah barat Loko Cafe dan sebelum pintu masuk selatan Stasiun Tugu. Nama panggilnya adalah Slasar Malioboro.
Slasar Malioboro besok bakal keren sih. Bisa jadi tempat nongkrong nunggu kereta yang akan datang sebentar lagi tanpa harus jauh-jauh ke Jalan Malioboro supaya tidak bosan.
Aku masuk ke pengecekan KRL setelah top up KMT dan ternyata KRL akan datang jam 14.55 WIB sedangkan ini baru jam 12.00 WIB kurang. Aku memutuskan untuk ke deretan warung di stasiun bagian selatan untuk mencari kopi dan roti yang sudah ada di pikiranku sejak tadi.
Tapi nihil, dia ternyata tutup :(
Alhasil aku hanya membeli teh kotak dan duduk di kursi tunggu penumpang. Setelah minumanku habis disusul dengan baterai hapeku yang habis pula, aku memutuskan untuk tidur dalam menunggu waktu yang lumayan lama itu.
Bangun-bangun, kursi tunggu yang tadi masih sepi ternyata sudah ramai. Ya, aku berani tidur di tempat umum asalkan aku tidak membawa banyak barang bawaan. Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba, keretaku datang dan aku tidur lagi setelah duduk di kursi kereta.
Pasar Beringharjo, sampai jumpa lagi, nanti aku akan menjelajahimu lagi setelah makan dan memakai kacamata.
0 comments