Belajar Tracking di Gunung Sepikul : Bulu, Sukoharjo

Mei 29, 2021

 


Ini adalah pengalaman pertama ndaki saya (kalau main ke gunung jaman SD gak dihitung ya). Iseng-iseng nantang diri sendiri yang sok-sokan mau muncak ini, coba deh kalau ke bukit dulu kuat nggak?

Akhirnya, pagi-pagi buta langsung siap-siap dari rumah sambil test drive sepatu baru gimana rasanya dipakai buat naik gunung nanti. Eh, gak pakai pemanasan dulu pula anak ini. 

Hawa pagi yang pastinya selalu dingin, aku dan sepupuku, berdua saja kita menuju Gunung Sepikul di daerah Sukoharjo. Karena rumahku di ujung barat Sukoharjo dan gunung ini berada di daerah timur, jadi perjalanan motor kita cukup memakan waktu yang agak lama, sekitar 45 menit.

Tenang saja, karena untuk mencapai gunung ini, sinyal provider masih aman, jadi google maps masih bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, juga ada penunjuk arah ke Gunung Sepikul, serta daerah gunung ini masih ada di area pemukiman warga. Jadi, aman.


Sampai di Lokasi

Kanan kiri masih rimbun pepohonan dan area persawahan. Memasuki jalan menuju gunung, sudah halus tapi tidak begitu lebar, sesampainya di lokasi dari arah barat, terdapat area parkir di kanan jalan yang cukup luas. Adapun beberapa warung makan dan tempat duduk disana. Ada bapak petugas parkir dan ibu-ibu oenjaga warung. Serta beberapa kali lewat penduduk sekitar dengan kendaraan.


Dipisahkan oleh jalanan, di sebelah kiri terdapat pintu masuk untuk menuju gunung. Sebelum memasuki gapura masuknya yang terbuat dari kerajinan bambu dan disediakan perlengkapan cuci tangan, ada taman mungil di area pohon besar ini, di samping


Mari kita memasuki gapura yang jalan setapaknya sudah menanjak. Tangga-tangga tanah yang akan mengantar kita ke atas gunung ini.

Karena mungkin ini terlalu pagi untuk ukuran orang main ke gunung, jadi isinya hanya kita berdua. Sejujurnya, agak serem sih yang aku rasakan. Pagi-pagi buta, masih agak gelap meskipun sudah pagi karena kabut dan sedikit mendung, sepi, dan baru pertama kali kesini. Kalau sepupuku sudah kedua kalinya. Tapi aku pretending to be brave. Aku akan menikmati pagi ini dan berbahagia bersama alam.
 
Itu dia salah satu hal dari menantang diri sendiri ke alam, selain kuat atau tidaknya, berani apa tidak juga untuk kesana. Hehehe.

Jalan setapak menuju atas gunung ini agak panjang, tapi mudah diikuti jalurnya. Karena kesalahan yang tidak pemanasan dan tidak minum dulu sebelum berangkat kesini tadi, si impulsif pun merasa lelah. Setelah berjalan mengikuti jalan setapak, kita naik ke atas batu besar pertama, dan kita istirahat disana sambil menikmati pagi yang sudah menyembul lebih terang meskipun masih mendung. Cukup lama kita berhenti sampai kemudian kita menaiki bebatuan besar lagi yang kedua.

Rasanya agak miris, karena masih banyak yang mebuang sampah sembarangan di alam. Begini, kalau nggak mau membuang sampah pada tempatnya yang sudah disediakan, atau tidak mau membawa sampah sampai turun lagi dari gunung atau pulang lagi dari suatu tempat, ya jangan bawa apapun. Ada masalah apa sih dengan orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan?



 
Yuk, naik lagi yuk.

Yuk, bisa yuuuk.

Kita melanjutkan perjalanan yang tinggal sedikit ini dan aku nggak sabar menuju puncak. Melihat pemandangan gunung seberang dari puncak ini. Pemandangan gunung sebrang memang menjadi ikon latar belakang berfoto dari gunung sepikul.






 
Rasa capek naik sampai atas sini kemudian terbayarkan dengan pemandangan pagi yang indah dari atas sini. Itu dia beberapa foto yang bisa saya ambil.

Kita berdua betah banget di atas sini. Aku betah banget duduk sambil ngelihatin pemnadangan dan membiarkan kepalaku berpikir semaunya. Yang kurang hanya satu, kopi dan roti untuk menemani melamun disini.







Setelah pulang dari sini, nggak capek kok. Beneran, nggak nyeri-nyeri jarem juga.

Okay, untuk hasil test drive sepatu baru tadi (yang awalnya mau dibawa ke Bromo tapi belum jadi) lumayan enak, nyaman, cuman agak sesek karena sedikit kekecilan. Tapi enak buat jalan di gunung.

Daaaan, sebelum naik besok harus pemanasan beberapa hari dulu, minum dulu juga. See you Gunung Sepikul.. sambil bawa kopi ya..

Karena berasa kayak di Jurassic, here we go... iseng dikit:





sebenarnya ini sudah sejak awal Maret lalu, tapi ceritanya belum rilis-rilis juga, dan baru sekarang munculnya, hihihi.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive