Catatan Akhir Kuliah : Cerita Skripsi & Wisuda

September 04, 2020

Hmm, cepet banget, kerasa nggak kerasa.

Emang ya, kalau sudah di penghujung jalan, jadi keinget semua cerita di awal dulu. Awal mula bisa kuliah disini, perjuangannya, canda tawanya, susah senangnya. Sekilas semua kenangan selama 4 tahun lalu terputar kembali.
 

Cerita Skripsi

Berulang kali aku bilang, bagiku tahun ini adalah tahun yang super duper embuh dan ajaib. Di tahun ini aku sudah nggak ada jadwal masuk kelas lagi, hanya tinggal ngerjain skripsi. Enggak bisa sih kuliah 3,5 tahun, nyatanya di tahun ke-4 baru dikelarin. Banyak yang tanya dan merasa heran sama kecepatan penggarapan skripsiku, padahal nyatanya aku malah bingung, kenapa?

Dari awal semester 8 sampai kemudian bulan Januari sampai Februari pertengahan, aku masih leyeh-leyeh nggak mikirin apa-apa. Kemudian ada suatu kejadian super duper yang membuatku emang harus segera mikirin skripsi. Bulan Maret, aku mengajukan proposal skripsi ke Pembimbing Akademik. Sejujurnya aku sudah punya proposal skripsi ini lama ngendep di laptop. Hmm, tak semulus itu teman, karena drama aku harus bolak-balik naruh proposal skripsi di meja Dosen PA yang malah hilang 3 kali karena beliau waktu itu umroh. Akhirnya, ada waktu bertemu langsung sama beliau walaupun di pos satpam. Alhamdulillah acc.

Setelah itu langsung ngurus surat dosen pembimbing. Satu minggu kemudian, keluarlah nama dosen pembimbingku, bersyukur banget dapat ibu peri, revisi proposal yang kedua langsung diijinin daftar seminar proposal pada bulan April. Bersyukur banget. Kemudian aku seminar proposal tanggal 13 April 2020.

Tapi tapi tapi, setelah seminar proposal aku sama sekali nggak lagi menyentuh skripsi, nggak revisi, nggak bimbingan online, nggak mikir skripsi pokoknya, sampai dosen pembimbingku justru yang rajin sekali ngirim whatsapp ke aku (jadi malu). Waktu itu, bulan Maret sudah kuliah daring. Dan aku mulai pulang kampung ke rumah.

Karena dihubungi dosen pembimbing, diingatkan, dan diberikan informasi kalau bulan Juni ada pendaftaran sidang skripsi, akhirnya aku membuka lagi file skripsi di akhir bulan Mei dan melanjutkan penelitian alias karena pekewuh hehe. Jadi, April sampai Mei itu aku leyeh-leyeh sahaja. Sungguh, berfaedah sekali hidupku :( 
 
Singkat cerita, aku di-acc mengikuti sidang skripsi di bulan Juni dan kemudian mendapatkan jadwal sidang pada tanggal 18 Juni 2020. Setelah itu, aku kembali menjadi manusia leyeh-leyeh, rebahan, lontang-lantung yang malah pusing kalau ngelihat web lowongan kerja, selama menunggu hari-H sidang.

Akhirnya aku sidang. Oh..


Sebenarnya, Skripsi Itu..

Setelah dijalani, ternyata skripsi memang tak serumit dan tak semenyeramkan cerita-cerita orang-orang. Dulu aku sampai mikir, apa yang paling membuat skripsi itu menjadi momok? Tapi memang tergantung dengan dosen pembimbingnya juga sih.

Aku merasa bersyukur dan aman, apa karena kebetulan dapat dosen pmebimbing yang baik hati ya? Tapi ada satu hal yang membuat skripsi itu enggak kelar dengan cepat, dan rasanya berat banget buat dikerjain, apa itu? Mood.

Ya, mood.
 
Mood ngerjain, mood nyentuh laptop, buka laptop, mood fokus ke skripsi itu ternyata rintangan terberatku. Kalau dipikir ya, dari pengajuan judul sampai kelar itu seenggaknya 3 bulan bisa kelar skripsiannya kalau sidang menurut jadwal. Lah ini, aku kebanyakan leyeh-leyeh aja makanya males dan nggak kelar-kelar. Padahal dosen pembimbingnya super baik hati.

Satu lagi, kerjaan.
 
Kalau ada kerjaan lain, selain nyekripsi, pasti kalau nggak baik-baik ngatur waktu ya bakalan keteteran. Sekalipun kalau ada waktu kadang malah buat istirahat karena sudah capek kerja fisik. Atau, disuruh bantuin orang tua di rumah karena anaknya sudah nggak keliatan ngampus lagi. Aduh, padahal.. wkwkwk.


Terimakasih, Teman-Teman Semua..

Terimakasih teman-teman semua, teman kelasku selama hampir empat tahun, teman kenalanku di penghujung semester akhir, teman KKN, PPL, KKL, ah teman-teman kuliahku semua. Kebersamaan ini, sedikit banyak begitu berarti dan memberikan inspirasi-inspirasi bagiku.
 
 
Wisuda
 
Setelah ujian/sidang munaqosyah, atau di kampus lain bisa disebut dengan sidang skripsi atau pendadaran, yang mana perasaanku setelah itu tertuang di Ulang Tahun & Sidang Skripsi. Akhirnya, sekarang Incess sudah di titik menuju wisuda. Nggak nyangka.


Masa Revisian

Karena ngejar yudisium yang hanya tinggal minggu depan, mau nggak mau, revisian dari hasil sidang skripsi juga harus ngebut kurang dari seminggu. Untung saja, hawa ngebut semasa ngejar deadline sidang kemarin masih ada, jadi, aku ngebut terus. 

Setelah kelar ngerevisi, aku langusng mengirimkan file-file ke dosen penguji untuk dicek ulang. Jadi, setelah beres semuanya, tinggal menunggu waktu yudisium.

 

Yudisium & Pendaftaran Wisuda

Yudisium adalah masa-masa meminta tanda tangan, mengumpulkan skripsi ke dosen dan akademik. Alhamdulillahnya, karena aku termasuk mahasiswa yang ujian porposal dan skripsinya online, jadi yaa semua pengujiku meminta soft file skripsiku. Alhamdulillah ya, nggak cetak skripsi banyak-banyak, hehehe.

Selain itu, yudisium juga adalah masa mengelarkan urusan antara aku dan kampus, membereskan berkas-berkas termasuk bebeas pustaka di perpustakaan pusat maupun fakultas. Pendaftaran wisuda juga sudah aku laksanakan, yang katanya bakal dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus.

Cerita paling aku inget di waktu ini adalah waktu beli buku ke Sriwedari.

Jadi, untuk memenuhi syarat bebas pustaka, mahasiswa harus memberikan sumbangan buku. Masing-masing 1 buah buku di perpus fakultas dan pusat. Sore itu, aku sendirian ke toko buku Sriwedari, alias belakang Sriwedari. Mencari buku yang linear dengan jurusanku untuk diberikan ke perpus fakultas.

Mana waktu itu tiba-tiba hujan, harus cari bahan buket buat pesenan adikku, masih COD lagi ke suatu tempat, habis itu balik lagi ke kos setelah beli baju tidur karena diharuskan menginap di kos, ya nggak mungkin aja buat pulang. 

Rasanya, hujan bulan Juli kemarin seperti kembali menarikku ke masa lalu, hehe. Mengenang gimana rasanya mondar-mandir jaman awal kuliah, bolak-balik kuliah pas laju di jalanan, hujan, terang, sampai basah kuyup dan kering lagi di jalanan. Ah, cepat sekali masa-masa itu, dan sekarang sudah hampir berakhir saja.


Cerita Menuju Wisuda

Yang penting tahap-tahap yang diinformasikan akademik dilakukan semua, kelar, yudisium juga kelar. Hmm, asalkan juga informasi resmi dari akademik juga informatif dan jelas. Ya, karena semua serba daring, jadi,agak sedikit ribet sih sebenernya.

Setelah yudisum dan pendaftaran wisuda, sekarang aku dan 2 teman kosku sibuk mempersiapkan wisuda yang entah nanti ada seremonialnya atau enggak, entah nanti daring atau luring, entah bener pas Agustus atau kapan. Yang penting persiapan dulu lah.

Sampai detik dimana mau beli kain di BTC pun, kita bertiga belum menemukan desain yang fix untuk nanti wisuda. Setelah duduk lumayan lama dan menghabiskan es potong coklat, akhirnya kain yang kita beli tetap warna hitam dan kain jarik kombinasi hitam abu-abu. Rencananya aku akan memakai desain kutu baru, temanku yang satunya gamis, dan temanku satunya lagi outer.

Setelah dapat kain, aku menjahitkan bahanku ke tukang jahit baru alias bukan langgananku, dan ini serba mepet dan das-des saja. Yang penting yakin. Tiga hal yang sudah aku persiapkan seandainya hasil jahitan kebayaku tidak sesuai ekspektasi adalah nangis, ikhlas, senyumin ajalah. Mau gimana lagi?

...

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive