Catatan Kuliah : Hadits yang Berkaitan dengan Niat
Februari 16, 2018a. Hadits niat dan ikhlas
عَنْ أَمِيْرِالْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقَالُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَلُ بِنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لَكُلِّ امْرِئٍ
مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ
إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا
أَوِامْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَاهَاجَرَإِلَيْهِ .
"Dari Amirul Mu’minin, Abu HafSH Umar bin
al-Khathab ra. berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya
setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan
dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa hijrahnya karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang diinginkannya,
maka hijrahnya (akan dinilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin
Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhori dan Abu al-Husain,
Muslim bin al-Hajaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naishaburi, di dalam kedua Kitab
Shahih-nya).
b. Hal-hal yang berkaitan dengan niat (struktur,
fungsi, dan urgensi niat)
Niat itu bukan perbuatan, niat itu sama dengan
keimanan. Secara sosiologis, niat itu adalah maksud atau tujuan. Secara hadits,
niat itu menyengaja sesuatu. Yakni adanya gerakan yang kita sadari untuk
melakukan sesuatu. Karena orang yang bergerak secara tidak sengaja adalah orang
yang tidak niat (contoh : orang dihipnotis atau orang yang mengigau). Niat itu
berada di hati, yakni menyengaja sesuatu dari hati. Misalnya terbesit untuk
pergi ke perpustakaan.
Cara dan waktu niat adalah berbarengan. Yaitu
berbarengan dengan perbuatan awal. Misalnya niat sholat atau menyengaja
melaksanakan sholat, yang berbarengan dengan takbiratul ihram. Atau
contoh lainnya adalah niat untuk wudhu, dan juga niat untuk perbuatan-perbuatan
lainnya.
Niat itu tidak punya bahasa. Niat itu
menggunakan bahasa hati. Tidak perlu dan tidak harus menggunakan Bahasa Arab,
dan juga tidak ada keharusan untuk diucapkan, karena berasal dari hati. Hukum
keutamaannya adalah niat dalam beramal yaitu wajib, dan ikhlas dalam niat
adalah syarat diterimanya amal.
Tidak akan pernah ada amal perbuatan kecuali
disertai dengan niat. Dan amala perbuatan itu tergantung pada niatnya. Sehingga
pahala, atau dosa, atau justru terjerumus dalam perbuatan haram dari seseorang
yang mengerjakan suatu amal perbuatan sesuai dengan niatnya. Jadi, suatu amal
perbuatan dapat menjadi kebaikan yang berpahala bagi seseorang, tetapi dapat
pula menjadi dosa yang diharamkan bagi seseorang yang lain, adalah dikarenakan
oleh niatnya.
0 comments