6 Tempat Kenangan di Malang, Jawa Timur

Februari 08, 2024


Sudah dua kali aku ke Malang, Jawa Timur. Dan itu hanya berjarak beberapa bulan saja. Yang pertama, saat iseng bersama kedua temanku naik kereta dari Jogja malam-malam ke Malang. Bocah-bocah ingusan yang nekat pergi perjalanan panjang. Yang kedua, saat study tour SMA. 

Pada dua kali kesempatan itu, sayang sekali tidak banyak foto yang diambil karena keterbatasan kamera. Sayang sekali.



1. Stasiun Malang, 2014

Pertama kali tempat yang aku injakkan kaki di kota ini adalah stasiun. Stasiun Malang pada dini hari, bahkan di luar stasiun masih begitu ramai para tukang ojek dan sopir taxi menunggu penumpang. Pada saat itu yang aku ingat, hawanya dingin. Kita tidak kenal takut dan tidak mengkhawatirkan apapun. Akhirnya kita naik taxi untuk ke rumah kerabat temanku. Itulah salah satu alasan kenapa kita berani mlipir ke kota ini bertiga, ada backingan.

foto bersama tiket kereta paling malam dan terakhir ke malang dari jogja


2. Museum Angkut, 2014

Museum Angkut pada saat itu, 2014 masih baru sekali. Tepatnya didirikan pada Maret 2014, dan kita kesana pada Desember 2014. Dengan berjalan kaki dan cuaca sehabis hujan, jalanan masih basah dan kita bersuka ria di jalanan. Harga tiket masuknya Rp 70.000 per orang.

Ada beberapa gedung di lokasi Museum Angkut. Di nataranya terbagi berdasarkan jenis pameran/koleksi yang ada. Mulai dari miniatur dunia, koleksi mobil dan kendaraan antik, sampai budaya di Indonesia. Selain itu, ada pasar apungnya yang menjual berbagai cindera mata dan food court juga.

foto di salah satu gedung museum angkut


3. Jatim Park 1, 2015

Aku ingat sekali di Jatim Park 1 mencoba semua wahana roller coaster. Seneng banget bisa naik berbagai jenis roller coaster. Wahana termenarik. Kalau wahana ekstrem seperti 360 derajat dan tornado, maaf aku skip dulu, hehehe. Takut.

Setelah wahana kora-kora yang rasanya santai di dekat rumah hantu, aku dipaksa teman-teman untuk masuk dan dipaksa habis-habisan sampai tidak bisa melarikan diri. Alhasil merem dari awal masuk sampai keluar rumah hantu. Tidak luput menggenggam erat temanku supaya tidak ketinggalan dan dijahili. Cukup sekali seumur hidup mau-maunya masuk ke wahana rumah hantu.

candidly lensed di depan wahana


4. Kebun Apel Malang, 2015

Selain kenangan menunduk di sepanjang kebun apel yang dan takut kalau saja ulatnya jatuh terus nemplok di baju kita, aku paling ingat bagaimana cara kita dari jalan raya utama menuju kebun apel di tengah pemukiman. Yaitu dengan naik angkot.

Jadi, satu angkatan yang terdiri dari beberapa bus ini harus naik angkot lumayan jauh dengan jalanan Malang yang naik turun tapi udaranya segar, dan terbagi menjadi banyak sekali kelompok. Ini pengalaman yang seru sekali tapi sayang sekali tidak terekam secara fisik.

Rasanya menyenangkan. Memori ketawa bareng teman-teman di tempat jauh. Pergi bersama dan mengalami perjalanan baru bagi kita.


5. Alun-Alun Batu, 2014.2015

Dua kali kemari, tapi bianglala besar di alun-alun ini begitu menyimpan memori besar bagiku. Pertama kalinya aku naik bianglala sebesar itu di alun-alun kota, bersama temanku yang sudah bersama bintang. That is such a wonderful experience with u.

Di alun-alun ini banyak banget pedagang. Di seberangnya juga ada kayak supermarket atau toko swalayan gedhe gitu, aku sempet mampir juga cuma buat beli masker. Terus pas pulangnya, beli oleh-oleh keripik buah satu plastik besar isi banyak.

 

6. Masjid Tiban Malang, 2015

Destinasi pertama saat study tour ke Malang waktu itu adalah Masjid Tiban Turen Malang yang sangat viral karena tiba-tiba ada. Dikatakan bahwa penduduk setempat tidak mengetahui adanya pembangunan masjid ini dan tiba-tiba masjid ini dibuka. Masjid ini sangat megah dengan ornamen dan detail yang unik dan rumit. Tempatnya juga luas dan memiliki beberapa spot penting.

Lagi-lagi pada saat itu kita tidak membawa handphone (apalagi kamera), maklum anak asrama. 

Aku dan teman-teman sempat sholat disini. Kalau tidak salah sholat dhuhur/asar. Kemudian, di dalam masjid yang luas ini ada spot pedagangnya, yang menjual cindera mata khas masjid ini.

Sewaktu kita keliling masjid ini, kita didampingi oleh pemandu wisata yang menjelaskan banyak hal tentang Masjid Turen yang juga dijuluki sebagai Masjid Jin.

 

-------

 

Ingin sekali kembali lagi ke Malang dan memulai perjalanan baru,

menyusuri tempat-tempat baru.

See you again, Malang!

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive