Kesekian Kali Lega yang Teramat
Juni 02, 2022pada akhirnya kita tak lagi duduk sejajar meski terhalang pagar
pada akhirnya aku benar-benar duduk sendirian dan beristirahat
berhenti menyakiti diri dengan terus menerus menari
karena kini aku bersenandung tak peduli sumbang terlampau jauh dari merdu
karena kini aku telah lega mendengar kicau burung mengabarkanmu
bahwa sematan terindah telah berhasil kau tempuh dengan syahdu
aku tak membenci rindang dan teduh yang pernah tergambar dan masih jelas meski dari masa lalu
karena pintu untukku beranjak dari tempat itu baru saja bertemu dengan mataku
gelap gulita atau pekatnya kabut dan bayang-bayangmu yang lalu
perlahan-lahan kabur dan mulai kusisihkan untuk lembar yang baru
berkali-kali kumerasa lega dan meski itu tak sepenuhnya
karena berkali-kali aku ingin sembuh
dan berkali-kali juga aku kambuh
tapi setelah jalan panjang kumencoba bangkit berdiri lagi
dipenuhi dengan segala macam duri dan kembang api
meletup indah dan menghilang begitu saja di langit lepas
seperti kamu, seperti kamu ada di antara petang yang sunyi
ketika aku ada dalam kegelapan dan kebingungan
lalu hilang dan suara dentuman atau pun riang yang mengudara telah lebur
namun bukan berarti setelah semua pertunjukan ngilu pilu ini telah berakhir
lantas membuat hatiku hancur, tidak
karena dari sekian panjang cerita yang akhirnya tertutup tirai menandakan untuk selesai
tak peduli sesungguhnya cerita tetap berlanjut atau rasa masih bersemayam
tapi tirai telah tertutup dan aku turut serta bertepuk tangan
tersenyum bahagia sambil tak terasa pipiku basah menatap panggung di depan sana
aku harus keluar dari ruangan ini, bukan?
semua telah selesai
aku lega
lega yang teramat kini telah datang
benar-benar datang
aku menyambut musim baru dan selesai bermain hujan
:)
0 comments