My Gardening Journey : Dari Kaktus Sampai Kaladium

Januari 06, 2022

Dulu sebenarnya aku pernah menulis tentang ini, tapi.. oke, mari dimulai kembali.

Tanaman pertamaku adalah kaktus bernama Milo. Kaktus biasa yang aku rawat mulai tahun 2018 dan masih amatir waktu itu. Pencahayaan, penyiraman, semuanya rasanya masih sangat kurang aku perhatikan dan malah membuat si Milo mati.


Kemudian, aku juga sempat mencoba merawat terarium, namanya Luna. Btw, aku anaknya suka namain sesuatu. Terarium dalam bolam lampu yang cantik dan kubeli dari teman SMA-ku, dia sempat bertahan lama, tapi akhirnya mati juga. Mungkin karena memang umurnya tidak lama, ya?

 

Kemudian, setelah mati dan mati, aku menjadi agak trauma. Takut mati lagi kalau merawat tanaman. Aku sempat mengatakan kepada diriku sendiri bahwa merawat tanaman memang tidak cocok untukku. 

Lalu, sekitar hampir 3 tahun lebih kemudian, aku memutuskan untuk kembali mengadopsi anak lucu, yang akan menjadi adik dari Milo dan juga Luna. Namanya Tana, alias tanpa nama. Karena awalnya aku lupa ini termasuk jenis tanaman apa setelah membelinya.

 

Awal 2020 :


Kaladium Baret Merah
 
Dia adalah kaladium baret merah.
 
Melihat sekarang marak lagi merawat tanaman hias dan sering melihat snapgram Kadek Arini sharing tanaman hiasnya, aku akhirnya jadi ketularan lagi. Jadilah aku pergi ke pasar dekat rumahku untuk hunting tanaman hias. Dan hatiku jatuh pada tanaman kaladium baret merah ini dengan harga beli sekitar Rp 35.000 - Rp 45.000.

Kondisi 4 daunnya sehat, tapi yang satunya mulai menguning. Beberapa hari masih sehat dan aku siram setiap pagi dan sore, tapi karena kesibukanku mengurus skripsi, Tana jadi terbengkalai dan menguning semua daunnya.

Beberapa waktu kemudian, setelah dilakukan pemupukan, ganti media pot, dan penyiraman, serta pencahayaan yang lebih baik lagi, perawatannya lebih diperhatikan lagi, Tana tumbuh lebih sehat.




Selain kaladium baret merah, ada juga bunga sejenis yang namanya apa ya, aku kurang tahu. Ibu beli dari tetangga, ukurannya besar sekali, potnya juga besar sekali. Dia adalah bunga terbesar di taman mungil kami.

Setelah bertambah lebat, dia mulai kami pisah-pisah di pot-pot kecil. Kadang, kenalan atau orang yang lewat depan rumah kepengen dan membeli bunga-bunga kami. Tidak banyak sih, tapi ada beberapa yang beneran beli.


Lidah Buaya

Karena Tana sudah sehat, maka bunga-bunga lainnya pun menyusul untuk kami adopsi. Di sisi lain, lidah buaya kami yang sudah membludak, kami panen dan bagi-bagikan kepada orang yang mau menanamnya.


 

Krisan Ungu & Putih

Tanaman selanjutnya adalah bunga krisan. Pertama kali aku merawat bunga krisan dan itu ternyata sangat sulit. Aku sempat memiliki krisan ungu dan putih, mereka cantik-cantik sekali.





Bagian paling menyenangkan selain ngelihat dia mekar adalah ngegunting bunganya. Walaupun agak sedih, tapi aku memilih menggunting bunganya lebih dulu sebelum kering, biar masih bagus untuk dipajang.


 

Anggrek Ungu

Kami juga memisahkan anggrek-anggrek ungu milik ibu yang sudah mulai besar dan banyak.



 

Mawar Merah & Kuning

Yang tidak akan terlupakan adalah mawar. Aku sempat memiliki mawar merah dan kuning. Yang selalu menarik mata orang-orang yang melintas di depan rumah kami.

Mereka sudah berbunga berkali-kali dan tumbuh dengan baik.

 









 

Bunga Kertas Zinnia

Kami juga menanam bunga kertas. Warna-warni yang populer di pinggir jalan tapi lucu dan cantik.

Menurut Wikipedia, Zinnia adalah bunga berupa semak dan perdu kecil yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Bunga ini memiliki mahkota bunga yang sangat tipis dan kaku mirip dengan lembaran kertas. Zinia terdiri dari 20 jenis tumbuhan.

Biasanya, di desa sering disebut kembang kertas.

 

Sukulen dan Kaktus 

Aku juga sempat memelihara kaktus lagi. Kali ini, panggil dia sukulen. Tapi mati lagi karena tangan orang iseng yang menyebalkan. Mungkin dia terlalu cantik hingga dikira mainan atau pajangan dan dipencet sampai rusak semua daunnya. Tentu saja aku sedih. Sayang sekali, aku tidak mengetahui kejadian itu.

Lagi-lagi menurut Wikipedia, perbedaan pertama dari kaktus dan sukulen adalah adanya tunas berukuran kecil yang disebut areoles pada kaktus. Areoles pada kaktus ini adalah tempat tumbuhnya bunga pada kaktus. Sedangkan sukulen adalah tanaman yang memiliki daun dan menyimpan air di daun, akar, dan batangnya.

Aku juga mencoba menanam sendiri kaktus, dari awal. Dari sepotong daun/batang kaktus yang kemudian kutanam di sebuah pot. Beberapa bulan kemudian, tumbuh dua tunas ini.

 
 
Menyenangkan sekali melihat kaktus satu batang ini tumbuh dengan baik. Pertengahan 2021 tunasnya sudah menjadi besar-besar.  

 
Nggak tahu dari mana dan sejak kapan, tapi Marcelia Crenata alias daun semanggi itu mengitari di pot kaktusku. Lucu jadinya.


Gelombang Cinta

Oh iya, gelombang cinta. Tanaman ini berhasil kami rawat sampai tumbuh besar sekali sejak aku SMP, awalnya sempat hampir mati karena dimakan tikus, tapi kemudian bisa tumbuh besar dan beranak-pinak. Iya, awalnya dimulai saat harganya melambung tinggi pada waktu itu, tapi awalnya dikasih teman Bapak.

Aku mencoba menanamnya lagi, memulai dengan mengambil anakan yang kecil-kecil.


Setahun kemudian, tepat di bulan Januari 2022, Gelombang Cinta yang kutanam dari kecil itu sudah tumbuh lumayan besar. Akarnya kuat sekali. Sampai tidak bisa dipindahkan.


Daun Mint

Kakak sepupuku punya tanaman daun mint, aku dan adik mencoba menanamnya dengan meminta sedikit batangnya. Katanya dengan begitu bisa tetap hidup. Pertama, adikku mencoba meletakkannya di sterofoam yang sudah diisi air untuk menumbuhkan akarnya. Sebenarnya aku juga tidak tahu, dia dapat ide dari mana.


Setelah akarnya keluar, baru kemudian bisa dipindah ke media tanah.

Merawat daun mint juga gampang-gampang sulit seperti krisan. Dia nggak boleh kepanasan karena bakal cepet kering daunnya, lalu kemudian mati.

 

Bunga Kerokot dan Liar

Kalau lagi semangat, kami suka menanam bunga apapun yang kelihatan cantik dan cocok ditanam di depan rumah. Kebanyakan tanaman kami warnanya hijau semua, jadi biar ada sedikit warna-warni, Ibu menanam bunga kerokot juga di beberapa pot.




Selain bunga krokot, juga ada beberapa tanaman liar lucu yang ditanam di depan rumah. Lucu sekali.

Bunga liar merambat yang berwarna putih kuning itu aromanya kuat sekali kalau dari dekat. Dan ternyata namanya adalah bunga lantana atau biasa disebut tanaman tahi ayam.

Kalau yang satu itu mirip krokot tapi lebih tebal dan lebar daun serta batangnya. Bunganya juga lebih lancip. Aku kurang tahu namanya. Kalau berbunga, kelopoknya tipis lancip-lancip.

 

Anyelir

Sejujurnya, merawat anyelir itu paling susah bagiku. Ini pertama kalinya aku memiliki anyelir. Bunganya lucu berwarna ungu gradasi putih dan bentuknya seperti kipas yang bertumpuk-tumpuk.

  

Pink Polka Dot Plant

Sama dengan anyelir, tanaman yang satu ini juga mati tidak lama kemudian. Aku memang belum handal dalam merawat tanaman. Dan aku sedih ketika mereka mati. Maka semenjak dulu ada yang mati, lalu aku takut untuk punya tanaman lagi, kemudian aku berani lagi, dan sekarang ada yang mati lagi, aku jadi lumayan takut lagi.


Itulah mereka tanaman terakhir yang kubeli.


Janda Bolong

Kali ini bukan aku yang beli, tapi aku dikasih. Bunga mahal ini diberikan kepadaku dari Ibunya temanku setengah tahun lalu. Terharu, hiks.

Dia sudah agak besar dengan tiga daun yang satunya kemudian menguning dan kering. Tapi sudah ada tunas yang lainnya lagi.




Aku menambahkan bebatuan di atasnya. Sekarang, setelah setengah tahun, janda bolongku sudah tumbuh dengan baik.


Koin Cina

Entah Ibu beli dimana, tapi katanya ini tanaman bernama koin cina.

Belum sempat aku foto lagi, tapi dia benar-benar tumbuh dengan cepat, sekarang sudah besar dan semakin lebat.

 

 

 -------------------

 

 

Jadi, aku menulis ini bukan karena sudah merasa handal dalam dunia menanam bunga atau tanaman hias, tapi sebagai jurnal. Semacam catatan atau 'dear diaryku' selama aku pernah merawat dan memiliki mereka.

Hanya sedikit dan segitu saja kadang repot untuk merawat semuanya. Tapi merawat mereka menyenangkan sekali. Makanya, nanti mau nambah lagi. Semoga mereka terus tumbuh dengan baik dan sehat.




You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive