2 Days 1 Night Semarang!

Oktober 31, 2021

 
 
Karena sebuah acara, membuatku harus bertolak ke Semarang, ibu kota provinsi Jawa Tengah. Terakhir kali ke Semarang adalah sekitar dua tahun lalu, saat survei tempat untuk KKN. Tapi hanya di Kendal. Dan ini, menjadi pengalaman pertamaku untuk menyetir ke Semarang!
 
Let's go!


Jadi, senin pagi (minggu lalu), aku dan seorang temanku bersepeda motor ke Ungaran. Rencananya, kita akan menginap semalam untuk acara dua hari nanti. Perjalanan kita tempuh selama kurang lebih satu setengah jam dari Solo.
 
 
 
Menginap di Reddorz
 
Sesampainya di Ungaran, sementara temanku sedang menghadiri acara, aku bertugas mencari penginapan. Kami mendapatkan reddoorz terdekat walaupun lebih dari 20 menit dari lokasi acara, karena saking mungkin ramainya acara ini, jadi reddoorz dan penginapan lain yang lebih dekat dengan titik lokasi sudah penuh.

Dari daerah Bergas, kita mendapatkan penginapan reddoorz di daerah Banyumanik, dengan harga Rp 114.000 sekian (include tax) untuk kamar double bed dan kamar mandi dalam tentunya. 
 
Sebenarnya, ini juga menjadi pengalaman pertamaku menginap di reddoorz.



 
 
Jalanan dan Cuaca Semarang

Kenapa dari dulu jarang bahkan nggak mau main ke Semarang? Karena aku takut sama jalanannya. Saingannya truk-truk, bus, mobil, angkutan berat dan besar-besar semua. Dua hari disana, jadi tahu kebiasaan jalanan di Semarang. Salip-salip tanpa aba-aba. Ngeri, tapi sepulang dari sana, jadi sok paling berani di jalanan. Wkwkwk.

Cuaca Semarang kemarin sedang panas tapi malamnya, pas maghrib, tiba-tiba turun hujan deras sekali. Lama. Pakai acara mati lampu, angin, dan kita masih di jalan sepulang dari tes swab. Untung ada satu warung makan nasi uduk di pinggir jalan.

Sambil sekalian makan malam, kita berteduh sampai hujan benar-benar reda. Atau paling tidak sudah nggak deras banget dan lampunya nyala.
 
 
 
Makan di Semarang Saat Hujan Deras, Mati Lampu, dan Angin Kencang




 
Cari makan di Semarang agak susah, karena sedang bukan di daerah kota dan bukan di kampung juga. Pinggir-pinggir jalan adanya gitu-gitu aja. Kebanyakan cafe yang pasti menunya juga begitu, kurang cocok kalau status kita lagi bukan jalan-jalan. Hehe. Penginapan sebenarnya juga ada banyak, tapi review dan keterangan yang ada di internet kurang meyakinkan.

Besoknya, di perjalanan pulang, setelah check out dari penginapan, kita mampir nyobain pizza Domino (sebenarnya keracunan Kim Seon Ho) di Homtown Chachacha. Kami nyobain yang rasa daging dan pepperoni.




 
 
Pulang
 
Walaupun aku sudah tahu sebagian daerah itu dalam dua hari, tapi aku belum begitu berani di jalanannya. Tapi mungkin, nanti aku bisa kesana lagi. Main, kapan-kapan. See you, Semarang.






You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive