Ulang Tahun & Sidang Skripsi

Juni 20, 2020



Ulang tahun? Dulu waktu SD setiap aku ulang tahun, pasti selalu bagi-bagi bingkisan ke teman-teman sekolah. Nggak tahu kenapa, tapi aku seneng banget kalau momen pas bagi-bagi bingkisan ke temen-temen. Aku dan beberapa teman dekatku juga rutin saling memberikan kado ulang tahun. Kedua kakak sepupuku, bibiku, juga selalu rutin memberiku kado ulang tahun. Sampai sekarang juga rutin mengucapkan dan menyampaikan doa di ulang tahunku. Mungkin habbit itu kebentuk dari situ kali ya. Jadi, aku juga otomatis rutin memberikan kado ke adik dan orang tuaku saat ulang tahun.

Tapi semenjak SMP, perlahan aku mulai sedikit tidak terlalu mementingkan ulang tahunku sendiri. Aku jadi sering lupa dan nggak sadar kalau ulang tahun. Tapi kalau masalah ulang tahun temen-temen, aku masih nggak absen buat ngasih kejutan dan kado.Aku suka ngasih kejutan ke teman-temanku.

Makin lama, pas SMA, aku jadi agak kurang suka kalau orang-orang tahu tentang hari ulang tahunku. Nggak tahu kenapa tapi jadi keep it my privacy aja. Gaya bener dah, tapi ya gitu. Intinya, mau jadi rahasiaku sendiri aja. Nggak penting sih, tapi maunya gitu. Walaupun nggak memungkiri, kalau sewaktu ulang tahun pasti banyak yang ngucapin dan ngedoain juga, tapi makin lama aku makin tidak ingin orang tahu tentang hal itu.

Apalagi kalau sudah pindah sekolah, pindah suasana, teman baru, wah lebih mudah buat 'menjadi baru' dan tidak dikenali orang. Dalam artianku adalah orang-orang masih asing tentang aku, aku bisa mengatur dari awal apa yang harus, boleh, dan tidak akan aku bagikan. Termasuk tanggal ulang tahun yang ingin aku rahasiakan.

Di masa kuliah ini, satu kelas yang tahu hanya satu orang teman dekatku. Kemudian 5 teman dekat kosku, dan di penghujung masa kuliah tambah dua orang terdekatku. Tapi mungkin yang satunya sudah lupa. Kemarin, aku ulang tahun yang ke-22. Menuju dewasa. Pasti kalau orang-orang lihat aku secara langsung, masih ngira aku anak SMP, tubuhku kecil sekali. Semampai, alias satu setengah meter tak sampai. Nah, sebenernya aku juga malu, sudah mau tua tapi penampilan kayak bocah, tapi yaaa mau di-make over sedemikian rupa juga nggak bakal bisa kelihatan kayak 'mbak-mbak kuliah'. Yang senasib kayak aku, pasti tahu lah gimana rasanya. Ah, jangankan penampilan, kelakuanku juga sangat amat kekanak-kanakan. Tapi kalau lagi serius, aku juga serius kok (huhuhu). Sedih juga, sering dianggep bocah. Sudah tubuh kayak bocah, kelakuan kayak bocah, dan kalau sudah dicap bocah pasti juga sering dianggep belum dewasa, belum ngerti apa-apa, pikirannya masih nyangkut aja di perosotan, ayunan, sama balon. Padahal aku merasa, pikiranku nggak sebocah penampilan dan kelakuanku. Ah, bakalan panjang kalau aku menjelaskan pembelaanku terhadap perkara rumit yang nggak penting ini, hehe.

Aku selalu bersyukur dan berterimakasih kepada beberapa orang yang terlanjur tahu dan ingat hari ulang tahunku, mengucapkan dan memberikan doa-doa romantisnya kepadaku. Sungguh, aku sangat bersyukur dan berterimakasih. Aku juga merasa, di setiap aku bertambah umur, pasti ada saja kejutan yang Tuhan berikan. Menjalani 21 tahun kemarin banyak sekali senang dan sedih yang membuatku semakin belajar banyak hal. Kemudian di penghujung 21 menuju 22 tahunku, aku merenungkan banyak hal pula. Menata kembali apa yang berantakan, merapikan kembali apa yang berserakan, menyusun ulang apa yang kemarin gagal dan sempat berjatuhan, memperbaiki banyak hal lagi. Seperti di Terimakasih, Orang-Orang Baik. Aku ingin menata, merapikan, menyusun, memperbaiki hidupku ke depannya dengan sesederhana itu. Dengan jiwa dan hati yang baru. Semacam itu.

Tahun ini, banyak sekali hal tak terduga yang selalu menjadi pembelajaran baru untukku. Apalagi sudah hampir setengah tahun kena dampak wabah pandemi. Rasanya waktu cepat sekali berlalu, ada pun tekanan tentang tanggung jawabku sebagai mahasiswa tingkat akhir. Yap, skripsiku lumayan terganggu, nggak maksimal. Dengan segala drama yang telah terjadi, sampailah pada hari dimana aku akhirnya mendapatkan jadwal sidang skripsi. Besok ulang tahun, besoknya sidang.

Akhirnya, beban hidup bertambah seiring bertambahnya usia. Ya Tuhan..

Aku tetap bersyukur, aku masih diberikan banyak kenikmatan, berhasil melalui sidang skripsi, paket-paket belanjaan online-ku sudah datang di waktu yang tepat walaupun nggak tepat waktu (hahaha), termasuk buku novel Senja & Pagi-ku Chapter 2. Berasa dapat kado dan hadiah padahal beli sendiri. Oh iya, aku juga dapat banyak ucapan dan doa-doa, ujianku ditemani Si Cici yang nekat datang ke rumah, sok ide sekali dia. Ditambah lagi, kejutan dari dua adikku yang so sweet sekali menyulap jemuran menjadi tempat surprise ulang tahun dan sidang skripsi. Terimakasih banyak, orang-orang baik.

Ah rasanya, gilak luwwar biasa sekali tahun ini. Blessed :)

Sudah ah, nanti lanjut lagi. Aku mau revisi terakhir sebelum yudisium..

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Blog Archive