Cerita Tentang Drakor, Kpop, dan Aku : Bagaimana Awal Mula Aku Mengenal Mereka
Juni 28, 2020---------
Aku baru tahu di dunia ini ada yang namanya drama Korea pada saat umurku 16 tahun, sekitar tahun 2014. Karena teman SMA-ku dulu yang sering bercerita tentang drama Korea dan selalu mempresentasikannya di depanku, mulai dari drama-drama yang dulu dia tonton, sampai drama yang baru saja selesai dia tonton, mulai dari drama lawas sampai yang terbaru. Akhirnya, dengan presentasinya yang cenderung persuasif, sampailah masa dimana aku akhirnya menonton drama Korea yang pertama, darinya, yaitu “Dream High dan Princess Hours”.
Sebenarnya, dulu waktu SMP di setiap malam kamis, ada tayangan drama di ANTV kalau nggak salah judulnya "Boys Before Flower" dan "Full House". Kenapa aku ingat malam kamis? Karena jadwal tayangnya bersamaan dengan jadwal aku ngaji (wkwk). Tapi saat itu, aku tidak tahu kalau itu bernama drama Korea. Yang aku tahu ya ceritanya bagus aja. Kalau ditanya masih ingat pemain dan ceritanya? Maaf, aku sudah lupa.
Kembali lagi, semakin lama
semakin banyak drama yang aku tonton hasil dari presentasi teman-temanku, tapi syaratnya, aku harus tahu dulu alur
cerita dan seluk-beluk cerita dari drama itu sebelum aku menontonnya, semacam harus
dispoilerin dulu. Khawatir ada adegan bunuh membunuh, darah, perang, dan yang
menakutkan lainnya.
Sampailah aku
bertemu drama yang terbaik menurutku sampai sekarang, yaitu “School 2013”,
telat sih nontonnya, tapi ini berhasil membuatku jatuh cinta pertama kali
dengan akting Lee Jong-Suk. Astaga! Aktingnya keren banget. Ceritanya juga keren banget. Nomu kiyowo. Akhirnya aku menjadi jatuh cinta pada aktor Korea juga, Lee Jong-Suk jalur Go Nam-Soon.
Presenter dari drama Koreaku bertambah, tidak hanya satu orang, tapi menjadi beberapa. Mereka selalu rutin menyuapiku drama-drama berbagai genre. Ya, sesuai kesukaan mereka masing-masing. Tentunya yang keren-keren alur ceritanya. Terimakasih teman-teman, yang selalu sabar mempresentasikan drama kepadaku terlebih dahulu dan meyakinkanku untuk menontonnya. Hahaha. Mereka selalu bersemangat saat merekomendasikan drama kepadaku. Sekarang aku sudah bisa membedakan wajah-wajah aktor Korea sedikit demi sedikit.
Karena jujur saja, aku bukan tipe orang yang nonton drama Korea karena pemainnya siapa, tapi lebih ke ceritanya. Bagiku, akan percuma dan membuang-buang waktu kalau nonton drama aktor atau idola favorit atau yang visual, tapi alur ceritanya nggak menarik hatiku.
Aku mulai mengenal beberapa artis drama Korea yang membuatku menelusuri aktingnya di judul drama lain. Tapi kalau aku nggak suka ceritanya, ya aku skip. Nggak aku lanjutin nonton. Jadi, aku bukan pelahap segala macam judul dan genre drakor.
---------
Juli, 2021.
Mengenai Kpop
Sebenarnya, sewaktu SMP, aku sudah mendengar tentang Kpop. Selain dari beberapa (sedikit) temanku yang menyukai idol grup asal Korea Selatan itu, karena ada pula yang sedang booming-booming-nya boy dan grilband group di Indo. Tapi aku benar-benar nol besar tentang Kpop. Hanya tahu temanku suka mereka dan aku tidak tahu menahu tentang semua itu.
Saat SMA, beberapa orang temanku juga bercerita mengenai EXO, aku hanya sering mendengar nama EXO sering disebut-sebut mereka. Ada satu orang yang rajin menceritakan kepadaku seperti halnya ketika menceritakan drama Korea, meski aku tidak tahu apa yang ia bicarakan. Aku hanya mendengarkannya saja. Dan dia juga tahu itu. Dia selalu menjelaskan tentang EXO, lagu-lagu, video klip, para anggotanya, dengan bangga. Seperti ada beberapa hal yang aku ingat dari semuanya adalah, "Ini Fik, namanya D.O. iya, gitu nulis namanya, singkat, ada titiknya, dia padahal bukan yang termuda, tapi kelihatan paling kecil. Nah, sama yang ini namanya Kai. Gemes banget, kulitnya paling item dia, sering diejek huyungnya. Itu biasku."
Sewaktu kuliah, ada dua temanku yang sering ngomongin drakor denganku. Dulu dia juga EXO-L, tapi katanya semenjak para membernya ada yang keluar, dia jadi sedih dan berhenti. Kasihan...
Kemudian saat pandemi ini, jadi sekitar hampir lima tahun kemudian, aku harus mengerjakan banyak tugas dan membutukan lagu-lagu untuk menemaniku bekerja. Tapi aku membutuhkan lagu asyik yang tidak kuketahui liriknya, supaya aku tidak kedistract. Kemudian, tanpa sengaja melalui youtube, lagu Blackpink menjadi playlistku sehari-hari. Kemudian mereka selalu kuputar semua lagunya. Dan sekarang aku menjadi familiar dengan lagu-lagu keren mereka, sampai timing masuk lagunya pun aku sudah hafal dengan sendirinya.
Dampak pandemi selain mempertemukanku dengan lagu-lagu Blackpink adalah juga aku menjadi mengenal EXO. Kalau EXO, bukan berawal dari lagunya. melainkan dari munculnya salah satu video tiktok di fypku, tentang konser EXO yang membernya pada petakilan, membuatku lama-kelamaan tertarik dan fypku mulai penuh dengan member-member EXO, sampai kemudian aku menelusurinya karena berpikir "ini apaan sih kok konser petakilan amat heh?"
Baru kemudian aku mengenal lagu-lagu EXO yang ternyata bikin candu juga, karya-karya mereka saat bersama maupun masing-masing. Ya, walaupun aku belum begitu hafal wajah-wajah mereka.
Sebenarnya, aku dulu pernah nonton drama beberapa member EXO, tapi tidak tahu kalau ternyata mereka adalah idol alias member EXO, seperti 100 Days My Prince, Andante, dan Memories of The Alhambra. Dan ternyata mereka semua memiliki bakat yang "waah..." lebih dari idol, mereka juga aktor.
Kalau ditanya biasnya siapa, ah, di EXO aku tidak bisa menjawabnya. Mereka punya keistimewaan masing-masing yang tidak bisa kubandingkan. Mereka satu-kesatuan yang menimbulkan perasaan bahagia saat disaksikan. Bukan hanya visual, tapi bakat mereka sungguh luar biasa. Itulah kenapa aku yang malas bisa sampai menyukai mereka (terpaksa harus tahu nama-nama mereka dan menghafal nama mereka karena penasaran dengan tingkah dan karyanya), karena energi positif dan semangat kerja keras mereka juga.
Nah, karena itu pula, aku juga jadi tahu tentang agensi-agensi idol yang ternyata berbeda-beda dan beberapa cerita-ceritanya.
Karena kagum dan timbul ingin mengapresiasi mereka (Blackpink dan EXO), aku sampai ingin menonton konser mereka.Tapi lebih sederhana dari itu, aku mulai mendengarkan lagu-lagu mereka di kanal youtubenya (yang resmi), mendengarkan lagunya di spotify, menonton dramanya, reality shownya, dan aku terpana dengan vocal dan personal D.O. yang membuatku secara impulsif malam itu langsung memesan mini albumnya. Yang rilis Juli 2021.
Bagaimana perasaanmu jadi aku? Baru mengenal EXO tapi mereka sedang tidak comeback (aku hanya menikmati masa-masa lalu mereka dan mengetahui tentang dunia percomeback-an)? Tapi beberapa waktu (cepat) kemudian mereka comeback dengan "Don't Fight The Feeling", apa nggak girang sekali?
Bayangin EXO-L lawas nunggu mereka comeback begitu lama, tapi aku baru nge-stand mereka malah langsung ada comeback dan beberapa membernya juga mengeluarkan mini album? Beruntung sekali aku.
Aku mulai mengerti karya-karya EXO, agensi mereka dan yang ada di Korea, teori-teori grup mereka, bakat dan karya masing-masing member juga. Yang membuat mereka menjadi istimewa dan terlihat WOW aja gitu di mataku. Makanya aku langsung jatuh cinta.
Mereka
begitu menginspirasi dan dengan mudah merebut perhatianku dan membuatku
masuk ke dalam dunia mereka. Kekompakan mereka satu sama lain, sangat
menyentuh. Perjuangan dan hasil karya mereka sungguh menakjubkan.
Ditambah lagi konsep grup mereka yang begitu unik dari agensi/perusahaan. Pokoknya, aku
udah jatuh cinta sama mereka.
Selain kehebatan mereka masing-masing, sejauh ini baru ada dua member yang kuketahui lebih jauh. Yaitu Chanyeol, rapper EXO yang memiliki segudang bakat dan karya, dia adalah pribadi yang bekerja keras, pendidikan bagus, attitude jangan ditanya lagi, paket komplit pokoknya, serba bisa, nukang bisa, masak bisa, buat lagu, main film, semuanya kecuali motong kue. Member satunya yang kemudian bisa menarik perhatianku adalah D.O. (Kyungsoo) yang memiliki personal unik serta suara yang sangat luar biasa.
Maka, sungguh, karya dan bakat dari orang baik seperti D.O. sangat amat patut diapresiasi. Aku akan sangat menyesal jika tak membeli 1st Mini Albumnya. Maka aku harus membelinya. Lalu, kata temanku, memang begitu prinsip para stand Kpop, 'duit bisa dicari, idol comeback, kapan lagi?'
HAHAHA
Oh, jadi gini ya EXO? Pantas saja dulu temanku selalu mendongeng tentang EXO, lah begini ternyata adanya.
--------
Seperti itu cerita singkat bagaimana kemudian aku mengenal drama Korea dan Kpop atau idol Korea. Aku tidak pernah mengatakan korean entertaiment adalah hal alay seperti sebagian orang awam mengatakan. Karena karya-karya mereka benar-benar dapat dipelajari dan memberikan makna, kesan, pesan untuk memotivasi diri sendiri, serta inspirasi bagi banyak orang. Begitu juga bagiku.
Kadang aku suka bertanya-tanya, "ada masalah apa sih, orang yang nggak suka Kpop terus nge-judge orang yang suka Kpop? Bukankah kita berhak dan bebas menyukai apapun sesuai selera kita?"
Ada lagi pertanyaan yang ingin aku tanyakan, "kenapa sesama penyuka Kpop ada juga yang saling menghujat? Bukankah kita tetap bebas memilih selera kita masing-masing dan mendukung dengan baik apa yang kita sukai? Apakah menghujat idol lain adalah bagian dari mendukung idol kita sendiri? Kurasa itu tidak waras lagi."
Suka boleh, mendukung boleh, tapi jangan gila. Tetap waras dan menjadi penikmat serta pendukung yang baik. Karena percuma teriak abcd kasar disana-sini, menjelek-jelekkan sana-sini, padahal hidup bukan untuk seperti itu. Itu, mereka, adalah bagian dari penyemangat usaha kita saja, bukan tujuan hidup dan dipuja mati-matian.
Mari kita luruskan.
Ada batasan penggemar dan idola. Ada tata krama dalam mendukung idola. Dan selera orang berbeda-beda. Bisakah kita menikmati selera kita masing-masing dengan saling menghargai dan toleransi? Entah sesama penyuka Kpop maupun di luar itu. Universal, bukan hanya tentang Kpop semata.
--------
Okay, segitu dulu curahan hati tentang perkoreaan-ku. See you di 'unboxing 1st mini album D.O.'
0 comments