PLAAAK!!

Seperti biasa, itu suara nyaring telapak tangan kiri Wati yang mengenai pipi kiri Wisnu karena mengambil begitu saja satu-satunya terong krispi yang tersisa di kotak bekal Lula. Keempat orang yang sama-sama mengerumuni sebuah meja dengan beberapa kotak bekal di atasnya, tak terganggu dengan tangan Wati yang begitu ringan.

"Balikin! Itu jatah gue Nu!"

Dengan cekatan, tangan kanan Wati menyambar sepotong terong krispi dari tangan Wisnu yang hampir mendekati mulut.

Lula yang tak heran lagi dengan pertunjukan rutin mereka di setiap makan siang hanya menggelengkan kepalanya.

HAP!

Nasib terong krispi yang menjadi rebutan dua manusia bersepupu itu masuk di mulut Dimas dengan cepat.

"Dimaaaaassss!!!" Wisnu dan Wati berteriak. Dan Dimas tersenyum bangga setelah menelan kunyahannya. Mencuri harta karun antara Wati dan Wisnu. Melahapnya langsung dari tangan Wisnu lebih cepat dari tangan Wati.

"Makanya, nggak usah berebut. Heran.." komentar Sinta yang mulai membuka botol minumnya. Lalu Wati dan Wisnu mulai beradu argumen siapa yang harusnya mengalah dari awal.

"Lul, dipanggil Pak Irwan, disuruh ke kantor sekarang."

"Mau ditemenin nggak?" tawar Wisnu setelah mendengar salah seorang teman sekelasnya menyampaikan pesan kepada Lula.

"Kagak," Lula menolak tawaran Wisnu, ia berdiri dari kursinya.

"Halah, mau menghindar dari jadwal beli es teh di kantin kan?" sindir Wati. "Nggak bisa! Udah sana kalian bertiga cabut ke kantin sekarang!"

"Oke Yul, makasih ya," katanya lagi sambil membereskan kotak bekal makanannya yang tandas seperti biasa. Hari ini ia membawa nasi, tahu krispi dan terong krispi.

"Buruan Ger, sana sama Wisnu sama Dimas," tambah Sinta memburu mereka bertiga untuk segera membeli es teh ke kantin. Kemarin sudah para cewek yang antre di kantin membeli es, sekarang giliran para cowok.

Makan siang bersama di kelas adalah rutinitas mereka berenam. Di meja milik Lula, baris kedua dari paling depan. Kebetulan di kelas ini dia duduk sendirian, karena jumlah anak di kelasnya ganjil, dan sang wakil ketua kelas rela untuk duduk sendirian.

Mereka berenam, meskipun masih baru kelas sepuluh semester dua, sudah terkenal kedekatan pertemanannya di kalangan anak-anak yang lain. Mereka sering disebut dengan Geng Lolipop. Ada Lula, Wati, Sinta, Wisnu, Gery, dan Dimas.

Lula, si pintar yang menjadi wakil ketua kelas dan sebenarnya seperti ketua kelas, karena ketua kelas asli mereka mulai jarang masuk sekolah. Wati dan Wisnu adalah saudara sepupu yang kerjaannya ribut dan ringan tangan. Sinta, dari TK sampai detik ini ia selalu satu kelas dengan Lula, seperti saudara sedarah, bedanya, Sinta centil dan Lula sedikit tomboy. Gery, cowok paling pendiam, cool, dan kadang suka ngelawak di grup ini. Dimas, rambutnya yang berdiri tegak sering membuatnya dipanggil 'tusuk kerupuk' oleh Wati.